Berita

Kebakaran hutan/Net

Dunia

Bencana Iklim Di AS Tahun 2017 Telan Biaya 306 Miliar Dolar

SELASA, 09 JANUARI 2018 | 14:38 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Bencana iklim utama di Amerika Serikat memecahkan rekor sebelumnya pada 2017 dengan menelan biaya 306 miliar dolar AS dan mebunuh ratusan orang.

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) dalam keterangannya awal pekan ini, peristiwa iklim yang merusak terjadi pada tahun terpanas ketiga yang tercatat untuk Amerika Serikat.

Sedikitnya 362 orang tewas dalam bencana iklim yang mencakup tiga badai besar yang terjadi di Amerika Serikat sepanjang tahun lalu yakni Harvey, Maria, dan Irma.


"Selama tahun 2017, Amerika Serikat mengalami tahun yang bersejarah tentang cuaca dan bencana iklim," kata badan cuaca tersebut.

"Kerusakan kumulatif dari 16 peristiwa di Amerika Serikat pada 2017 adalah 306,2 miliar dolar AS, yang menghancurkan biaya rekaman tahunan Amerika Serikat sebelumnya sebesar 214,8 miliar dolar AS yang didirikan pada tahun 2005," sambung keterangan itu.

Kerugian dari badai Harvey yang menerjang Texas melebihi 125 miliar dolar AS. Harvey menempati urutan kedua setelah Badai Katrina, yang mencapai 160 miliar dolar AS dan merupakan badai paling mahal dalam 38 tahun terakhir.

Sementara itu, badai Maria dan Irma masing-masing mengalami kerusakan masing-masing sebesar 90 miliar dolar AS dan 50 miliar dolar AS.

Sedangkan kebakaran hutan yang mematikan di sembilan negara bagian barat Amerika Serikat menyebabkan kerusakan sebesar 18 miliar dolar AS atau tiga kali lipat dari rekor sebelumnya, kata agensi tersebut.

Bencana iklim lainnya yang menelan biaya mahal termasuk badai, kekeringan dan banjir.

Para ilmuwan dari Pusat Informasi Lingkungan Nasional NOAA mengatakan 2017 adalah tahun terpanas ketiga di Amerika Serikat dalam 123 tahun sejak data tersebut dicatat.

Ini mencatat lima tahun terpanas bagi Amerika Serikat semua telah terjadi sejak 2006.

NOAA tidak menghubungkan perubahan iklim akibat ulah manusia dengan bencana besar yang terjadi tahun lalu. Namun, banyak ilmuwan berpendapat pembakaran gas rumah kaca oleh manusia telah memainkan peran penting dalam meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana iklim. Demikian seperti dimuat Al Jazeera. [mel]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya