Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Pilkada Jabar, Perang Kapitalis Berebut Tanah Surga

MINGGU, 31 DESEMBER 2017 | 06:37 WIB

PILKADA Jawa Barat (Jabar) 2018 dipastikan akan berlangsung panas dan sengit. Faktanya jelang masa pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur, partai politik masih sibuk melakukan otak-atik nama yang bakal disodorkan ke publik dan terus menggodok format koalisi.

Secara politik, Pilkada Jabar sangat seksi. Dengan total pemilih mencapai 32.809.057 merujuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) maka kemenangan pada Pilkada Jabar akan memberikan dampak signifikan untuk partai politik. Kemenangan, setidaknya akan menjadi modal bagi partai politik mengarungi pemilu legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Maka tidak heran, partai politik nampak berhati-hati betul dan tidak mau serampangan di Pilkada Jabar.

Terlepas dari persoalan perebutan kekuasaaan, Pilkada Jawa Barat juga akan menjadi area pertempuran sengit kapitalis (pemodal). Bumi Parahyangan yang kaya raya jelas tidak akan membuat para pemodal diam. Dan Pilkada Jawa Barat akan menjadi momentum mereka semakin memperkokoh cengkramannya.


Jawa Barat sebagai tanah surga, jelas bukan isapan jempol semata. Semua memang tersedia di sini.  Data Balai Pengembangan Pembangunan dan Analisa Potensi Daerah (BP2APD) Jawa Barat misalnya menyebutkan, jumlah potensi bahan tambang di Jabar mencapai 31 buah. Terdiri dari emas, tembaga, batu bara, perak dan sejumlah bahan lainnya. Belum lagi potensi sumber daya alam yang lain, seperti panas bumi, gas dan sejumlah mineral bumi. Potensi tersebut jelas membuat pemilik modal berebut untuk bisa mengurasnya. Tahun 2017 saja, buktinya Pemprov Jawa Barat sudah menerbitkan 18 izin tambang.

Sumber-sumber mata air juga tidak luput dari incaran kapitalis. Melimpahnya sumber mata air di Jawa Barat menjadi rebutan perusahaan air minum dalam kemasan. Di Sukabumi misalnya, puluhan merek air mineral dalam kemasan beredar di pasaran bahan baku airnya diambil dari mata air di wilayah Sukabumi.

Jawa Barat juga memiliki potensi laut yang luar biasa. Dari 27 kabupaten/kota di Jabar, terdapat 11 kabupaten/kota yang memiliki pesisir pantai, dengan panjang 842 kilometer yang memiliki potensi perikanan tangkap yang sangat besar. Pada 2016, produksi perikanan tangkap Jabar sebesar 276 ribu ton.

Belum lagi hasil perkebunannya. Ada sejumlah komuditas strategis di Jawa Barat seperti, kopi, teh, cengkeh, tembakau, karet, kakao, tebu dan kelapa. Belum lagi komuditas prospektif seperti aren, kemiri, kelapa sawit, pala, vanili, jarak, kayu manis, lada, nilam, jambu mete, kelapa hibrida.

Dan yang saat ini ramai mengemuka menjadi perbincangan publik tentu soal bisnis properti. Jawa Barat dengan wilayah yang luas, merupakan surga bagi pebisnis properti. Lihat saja, bagaimana Lippo Group membangun proyek ambisiusnya, Meikarta dengan luas lahan mencapai 500 hektar dan nilai investasi mencapai Rp 278 triliun.

Bukan hanya Lippo, Summarecon juga menjadikan Jawa Barat sebagai lahan untuk mengembangkan bisnis property mereka. Di Jabar, PT Summarecon Agung TBK membangun kawasan kota mandiri di tiga titik, Kota Bekasi, Karawang dan Bandung.

Metropolitan Land (Metland) juga tidak kalah dengan dua rivalnya tersebut. Sebagai perusahaan properti kelas kakap, Metland memiliki sejumlah aset di Jawa Barat. Ada Metland Transyogi dan Cileungsi di Bogor. Kemudian ada Metland Cibitung dan Tambun di Kabupaten Bekasi.

Melihat potensi ekonomi yang amat menggiurkan di Jawa Barat, maka di Pilkada Jawa Barat akan menyajikan pertarungan menarik para pemilik modal. Para pemilik modal dipastikan akan berlomba menyokong para kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat untuk bisa memenangi kontestasi lima tahunan itu.

Sementara rakyat seperti biasa akan menjadi pihak yang larut dalam permainan politik para bandar. Rakyat digiring dalam sebuah imaji sosok kepemimpinan ideal. Sosok pemimpin prorakyat, agamis dan mengerti kearifan lokal dan beragam imaji lainnya. Yang semuanya, semata-mata produk rekayasa alias pencitraan yang didesain oleh konsultan politik berkoalaborasi dengan media massa.

Pada akhirnya, bandarlah yang akan menjadi pemenang dalam Pilkada Jawa Barat. Mereka yang terpilih nanti hanya kepanjangan tangan para pemilik modal untuk mengeruk habis tanah surga bernama Jawa Barat.[***]

Ivan Faizal

Jurnalis www.klikbekasi.co yang aktif melakukan tugas peliputan di Kota Bekasi

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya