Berita

Philip Alston/The Guardian

Dunia

Utusan PBB: Trump Ubah AS Jadi Juara Dunia Ketidaksetaraan Ekstrim

SABTU, 16 DESEMBER 2017 | 11:37 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pemantau PBB untuk masalah kemiskinan dan hak asasi manusia telah mengeluarkan laporan mengenai kondisi Amerika, dengan menuduh Donald Trump dan pemimpin Republik di Kongres mencoba mengubah negara menjadi "juara dunia ketidaksetaraan ekstrem".

Philip Alston, pelapor khusus PBB mengenai kemiskinan dan hak asasi manusia yang ekstrem, menyelesaikan tur resmi dua minggu di Amerika Serikat untuk mempelajari hal tersebut.

Dia tidak hanya memperingatkan bahwa tagihan pajak yang saat ini sedang terburu-buru diproses melalui Kongres akan sangat meningkatkan kesenjangan yang besar antara orang kaya dan miskin, tapi juga menuduh Trump dan partainya secara sadar mengubah bentuk masyarakat Amerika dalam sebuah tawaran untuk menjadi masyarakat yang paling tidak setara di Dunia.


"Keaslian Amerika adalah tema konstan dalam percakapan saya," tulisnya.

"Tapi bukannya mewujudkan komitmen mengagumkan para pendirinya, Amerika Serikat saat ini telah membuktikan dirinya sebagai hal yang luar biasa dengan cara yang jauh lebih problematis yang sangat bertentangan dengan kekayaannya yang luar biasa dan komitmen pendiriannya terhadap hak asasi manusia. Akibatnya, kontras antara kekayaan pribadi dan kemelaratan publik berlimpah," sambungnya seperti dimuat The Guardian.

Dalam pesannya yang paling keras, Alston memperingatkan bahwa orang-orang Republik bermaksud untuk memangkas program kesejahteraan penting tahun depan untuk melakukan pemotongan pajak sebesar 1,5 triliun dolar AS yang bisa merugikan kehidupan orang Amerika.

"Konsekuensi untuk sistem proteksi sosial yang sudah terlalu banyak dan tidak pasti cenderung berakibat fatal bagi banyak program, dan mungkin juga bagi mereka yang mengandalkan mereka," tulisnya.

Dalam misi pencarian fakta 15 harinya, Alston, seorang profesor hukum dan akademisi Australia di New York University, mengunjungi Los Angeles dan San Francisco, Alabama, Georgia, Puerto Riko dan West Virginia, berbicara dengan keluarga berpenghasilan rendah serta pemerintah pejabat. Dia akan membuat laporan akhir Mei mendatang dan selanjutnya akan diserahkan ke dewan hak asasi manusia PBB. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya