Berita

Bambang Haryo Soekartono/Net

Politik

Sangkal Jokowi, Politisi Gerindra: Penurunan Daya Beli Nyata Terjadi

SELASA, 05 DESEMBER 2017 | 10:32 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo mengatakan, penurunan daya beli nyata terjadi. Bahkan ditemukan langsung saat dia melakukan inspeksi mendadak di Surabaya, Jawa Timur.

"Bahkan penurunan itu mencapai sekitar 40 persen," tegas Bambang Haryo usai meninjau home industry kripik Samijali di eks lokalisasi Jarak, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, seperti dalam keterangannya, Selasa (5/12).

Menurut Bambang, penurunan daya beli yang terjadi berbeda dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan tingkat daya beli masyarakat naik, tapi hanya terpengaruh cara belanja dari offline ke online.


"Apa kemudian bahan-bahan dapur yang dijual di pasar tradisional itu juga dibeli secara online? Kalau beli daging mentah, bawang atau apa, apa bisa lewat online?" tanyan politikus Gerindra ini.

Bambang menilai, merosotnya daya beli masyarakat di pasar-pasar tradisional ini karena beberapa faktor. Di antaranya, suasana pasar yang kumuh.

"Pasar hanya bersih ketika ada kunjungan dari pejabat saja," tandasnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya membantah adanya penurunan daya beli masyarakat di Indonesia. Sebab, penerimaan Pajak Penambahan Nilai (PPN) tercatat masih tumbuh sekitar 12,1 persen.

"PPN artinya apa sih? artinya ada transaksi di situ karena pajak pertambahan nilai, artinya ada transaksi di situ, ada jual beli di situ," kata Jokowi dalam sambutannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa pekan lalu (28/11).

Data pendukung lainnya adalah naiknya jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia. Tercatat, kunjungan wisatawan asing mencapai 10,46 juta orang atau naik 25 persen. Sementara di negara lain menurut Jokowi hanya sekitar 5 persen.

Menurut Jokowi, saat ini banyak model bisnis baru yang mengubah perilaku konsumen dalam konsumsi. Seperti peralihan belanja offline ke online, serta konsumsi masyarakat yang semula pergi ke toko menjadi memilih ke wisata.

"Dulu orang senang belanja ke mal, toko. Sekarang orang konsumsi dunia wisata, suka pelesiran. shifting ini harus kita pahami bahwa ada perubahan, ada pergeseran juga offline ke online," katanya. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya