Berita

Eko Sulistyo/Net

Politik

Tinggal 1,5 Tahun, Para Menteri Diminta Tidak Menggerus Elektabilitas Jokowi

SENIN, 04 DESEMBER 2017 | 13:39 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Para menteri dan pembantu Presiden Joko Widodo dihimbau untuk tidak membuat program atau kebijakan yang dapat menggerus elektabilitas Jokowi - sapaan akrab Kepala Negara.

Demikian disampaikan Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo menyikapi hasil survei nasional Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra), dalam jumpa pers hasil survei Orkestra, di Jakarta, Minggu (3/12).

Hasil survei Orkestra menyebutkan ada 21 persen responden yang menilai kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla tidak sesuai janji kampanye.


Dalam rentang sisa waktu 1,5 tahun ini, diharapkan para menteri ikut mendongkrak elektabilitas Jokowi.

"Kami mengharapkan supaya sisa waktu ini dimanfaatkan bukan dengan program-program yang bisa menggerus elektabilitas. Tetapi, dengan program-program yang bisa meningkatkan elektabilitas," kata Eko.

Jelas Eko, pada Pemilu 2019 mendatang, Jokowi bukan lagi di posisi penantang, melainkan petahana alias incumbent. Sehingga, metode kampanyenya akan berbeda dari 2014. Sebenarnya petahana tidak perlu melakukan kampanye. Apa yang sudah dikerjakan itulah yang dikampanyekan.

"Karena Presiden dibantu oleh para menteri, maka menteri itu kalau melakukan kebijakan, jangan kebijakan itu yang menggerus elektabilitas," ucap Eko.

Survei Orkestra, keterpilihan petahana Jokowi masih yang tertinggi untuk Pilpres 2019 nanti. Namun begitu, elektalibitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto menempel ketat.

Elektabilitas Jokowi berada di level 24,38 persen sedangkan elektabilitas Prabowo berada di level 21,09 persen.

Survei dilakukan selama periode 6-20 November dengan melibatkan 1.300 responden dari 34 provinsi dengan syarat minimal usia 17 tahun atau memiliki hak suara dalam pemilu. Tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error 3 persen. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya