Berita

Hendri Satrio/Net

Wawancara

WAWANCARA

Hendri Satrio: Kalau Ada Reshuffle, "Orang Jokowi" Bakal Masuk Kabinet Lebih Banyak Lagi

SENIN, 23 OKTOBER 2017 | 08:11 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Survei Kedai KOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) meluncurkan survei opini publik di delapan kota besar di Indonesia (Medan, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar) sepanjang September 2017 lalu. Untuk mengetahui lebih lanjut kami mewawancara pendiri KedaiKOPI, Hendri Satrio yang juga pengamat komunikasi poli­tik Universitas Paramadina.

KedaiKOPI baru melaku­kan survei tentang 3 tahun pe­merintahan Presiden Jokowi, bagaimana tingkat kepuasan rakyat?
Tingkat kepuasan masyarakat cukup tinggi, sekitar 55,7 persen. Kepuasan publik tertinggi pada pembangunan infrastruktur dan distribusi bantuan pendidikan serta kesehatan. Sementara rakyat menyoroti masalah ekonomi dan isu demokrasi termasuk toleransi dan kebebasan berpenda­pat sebagai gambaran kondisi Indonesia saat ini. Untuk leng­kapnya silahkan kunjungi situs kami www.kedaikopi.co.

Kenapa responden puas di infrastruktur namun juga masih menyoroti masalah ekonomi, apa saja masalah ekonominya?

Kenapa responden puas di infrastruktur namun juga masih menyoroti masalah ekonomi, apa saja masalah ekonominya?
Menurut saya ini wajar ya. Presiden kan memang menggen­jot infrastruktur sesuai janji kampanyenya. Nah, pembangunan infrastruktur ini membutuhkan dana banyak sehingga pemerin­tah menggenjot pajak dan men­cabut subsidi, imbasnya langsung terasa di masyarakat. Harga bahan pokok jadi mahal dan tarif listrik pun melejit naik.

Tapi kan infrastruktur un­tuk rakyat juga?

Betul, tapi infrastruktur ini benefitnya tidak langsung dira­sakan. Justru pada fase pem­bangunan rakyat juga diajak berkorban, subsidi dicabut, macet dan lain-lain. Akibatnya saat ini seperti tahan-tahanan, kuat-kuatan antara pemerintah dengan rakyat. Seberapa lama rakyat kuat berkorban mengikuti program pemerintah. Singkatnya ini adu kuat antara pembangunan infrastruktur presiden dengan perut rakyat. Kalau rakyat mau berkorban lebih lama maka Jokowi aman 2 periode, kalau rakyat gelisah bisa sulit 2 peri­ode. Ekonomi rakyat intinya.

Maksud Anda?

Sebaiknya 2 tahun ini perbaiki ekonomi rakyat, nanti bila sudah terpilih lagi baru genjot infrastruktur lagi. Salut saya pada Jokowi karena berani all out di infrastruktur, sebab benefitnya baru dirasakan mungkin lebih dari 10 tahun. Jadi mungkin kelak Jokowi akan menyan­dang gelar Bapak Infrastruktur Indonesia. Tapi kan gelar itu sulit didapat bila infrastruktur Jokowi menggantung tak selesai lantaran gagal lanjut ke periode kedua. Makanya, perhatikan perut rakyat, pendapatan rakyat, daya beli rakyat. Ini semua mudah kok nilainya, gak perlu pake indikator statistik yang ngejelimet, dengarkan keluhan rakyat, nanti juga tergambar.

Tidak perlu mengelak atau mem­bantah. Makanya saya sebut tadi, ini mah soal adu kuat aja.

Apakah ini mempengaruhi tingkat keterpilihan Jokowi?

Berpengaruh. Responden saat kami tanyakan bila pilpres dilaksanakan saat ini apakah anda akan pilih Jokowi atau selain Jokowi, jawabannya hanya 44,9 persen saja yang memilih Jokowi, 48,9 persen memilih selain Jokowi, sisanya tidak menjawab. Memang tetap saja Jokowi masih paling tinggi tingkat keterpilihannya sebab pada opsi jawaban selain Jokowi itu bukan hanya 1 nama capres saja, banyak nama.

Kenapa Anda tidak lang­sung tanyakan Jokowi vs to­koh lain?

Oh kalau itu pertanyaannya pasti Jokowi menang. Jokowi bila saat ini ditandingkan dengan siapapun pasti menang. Maka kami munculkan skenario calon tunggal, Jokowi vs kotak ko­song, nah, hasilnya seperti itu. Hasil ini tergambar juga pada jawaban pertanyaan lain tentang apakah anda akan memilih par­pol pengusung Jokowi? Hanya 41,3 persen yang menyatakan ya. Jadi memang ada hal serius di masyarakat terkait dengan kebijakan pemerintah saat ini.

Tapi ada pendapat yang beredar bahwa Jokowi bila dipasang­kan dengan siapa saja pasti menang, komentar Anda?
Memang Jokowi hanya 5-6 persen saja tambahan suara. Tapi faktor cawapres pada pilpres 2019 kelak diprediksi memiliki pengaruh besar dalam meme­nangkan presiden. Ada 49,9 persen yang menyatakan figur cawapres mempengaruhi pilihan rakyat terhadap capres.

Siapa cawapres Jokowi di 2019 menurut survei Anda?

Rakyat masih menginginkan Jokowi berduet dengan Jusuf Kalla. Ini paling tinggi 15,1 pers­en, sementara peringkat kedua, rakyat ingin melihat Prabowo sebagai wapres Jokowi. Nah selanjutnya ada nama Gatot Nurmantyo, Susi Pudjiastuti, Agus Harimurti Yudhoyono, Sri Mulyani, Tito Karnavian dan Budi Gunawan. Kemudian ada nama lain seperti Tuan Guru, TGB Zainul Majdi, Risma, Rizal Ramli, Muhaimin, Budi Karya dan lainnya. Banyak nama bila untuk pendamping Jokowi. Tapi mungkin kalau lawan Jokowi di 2019, masih super langka.

Menurut Anda siapa lawan Jokowi di 2019?

Saat ini sih belum ada. Memang ada nama Prabowo Subianto, tapi bila mengacu data hari ini dia akan kalah. Bahkan saya berpendapat bila Prabowo maju lagi di 2019, sama saja Prabowo mengijinkan Jokowi dua periode. Sebaiknya Prabowo King Maker saja, sering berhasil. Prabowo juga bisa membuat poros tengah baru, kumpulkan para tokoh bangsa yang bervisi sama untuk memunculkan nama baru untuk menandingi Jokowi.

Jokowi perlu merombak kabinet?
Menurut saya perlu. Ada 2 alasannya, pertama, sekalian bikin tim sukses buat 2019 dan kedua perbaiki ekonomi rakyat, genjot ekonomi di sisa 2 tahun. Coba dengarkan akhir-akhir ini apakah terdengar kritik keras terhadap kebijakan pemerintah? Kan tidak.

Ini ada 2 penyebabnya, ling­karan Jokowi yang mungkin enggan menyampaikan fakta sebenarnya karena takut kehil­angan fasilitas dan jabatan atau oposisi yang sengaja membiarkan kebijakan yang kurang pas ini se­hingga makin memperkecil ting­kat kepemilihan Jokowi. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya