Berita

Tjahjo Kumolo/net

Hukum

Mendagri: Korupsi Dana Desa Di Madura Harus Jadi Yang Terakhir

JUMAT, 20 OKTOBER 2017 | 14:43 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Jumlah anggaran Dana Desa yang digelontorkan pemerintah pusat memang sangat besar. Tahun ini saja, pemerintah mengalokasikan Rp 60 triliun untuk membangun desa.

Persoalannya adalah dana dari program tersebut sangat rawan dikorupsi oleh para pengurus desa dan pemerintah daerah setempat.

Karena itu, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengambil contoh kasus korupsi dana desa di Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Menurutnya, kasus itu harus menjadi peringatan keras buat para pejabat daerah.


Agustus lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan lima tersangka yang diduga terlibat kongkalikong menghentikan kasus penyelidikan penyimpangan dana desa di Pamekasan.

Mereka yang telah menjadi tersangka adalah Bupati Pamekasan (non aktif), Achmad Syafii; Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pamekasan, Rudi Indra Prasetya; Kepala Desa Dassok, Agus Mulyad; Kasubag Umum Inspektorat Kabupaten Pamekasan, Noer Solehhoddin; dan Kepala Inspektorat Kabupaten Pamekasan, Sucipto Utomo.

"Kasus di Madura harus jadi yang terakhir. Sebab itu, saya kira dengan satu pintu pengawasan oleh Kepolisian, akan lebih efektif," kata Tjahjo, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman pencegahan, pengawasan dan penanganan permasalahan dana desa bersama Kapolri dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (20/10).

Dalam agenda yang sama, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah memerintahkan jajarannya agar mengawal aliran dana desa. Untuk itu, ia telah menunjuk Kakor Binmas Mabes Polri, Irjen Pol Arkian Lubis, untuk mengawasi agar dana desa tidak diselewengkan. Kakor Binmas Polri akan dibantu oleh Kadiv Propam Polri, Brigjen Pol Martuani Sormin.

"Kalau ada polisi ikut cawe-cawe dana desa, apalagi memaksa minta kepada kepala desa, karirnya tamat," ancam Tito. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya