Berita

Foto/Net

Bisnis

BKPM: Investor Frustrasi

Urus Izin Masih Berbelit
RABU, 18 OKTOBER 2017 | 09:17 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku banyak investor yang frustrasi menanamkan modalnya di Indonesia. Penyebabnya, proses perizinan untuk menanamkan modal di Indonesia masih sangat lama dan berbelit.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong memapar­kan, deregulasi, pajak, isu tenaga kerja, dan infrastruktur membuat investor frustrasi.

"Menjalankan usaha di Indone­sia, frustrasinya masih lebih ban­yak dibanding di negara lain," ujarnya saat Konferensi Pers 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Jakarta, kemarin.


Menurut dia, aparatur negara di Indonesia lebih senang men­gatur apa yang seharusnya tidak perlu diatur. Setidaknya ada lebih dari 43 ribu peraturan di seluruh sektor industri yang harus dilalui investor bila ingin menanamkan modal di Indonesia.

"Kita sudah lama tidak men­jadi negara hukum, tapi negara aturan. Harusnya realistis men­gatur yang perlu diatur, jangan buang-buang waktu buat itu," tegas Lembong.

Ia mengungkapkan, perso­alan data dan koordinasi antar Kementerian/Lembaga dan Pe­merintah Daerah (pemda) juga kerap dikeluhkan investor. "Izin banyak, tapi tidak ada isi, hanya formalitas sehingga jadi sering menghambat. Termasuk data dan koordinasi yang sering bikin frustrasi investor,"  ungkapnya.

BKPM berjanji akan terus melanjutkan reformasi karena masih banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Antara lain, layanan, izin investasi tiga jam di Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat, Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK), dan percepatan proses pabeanan impor barang modal.

"Ada juga layanan izin in­vestasi khusus untuk sektor En­ergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), digital signature untuk izin prinsip, dan data sharing untuk mempercepat perizinan Kementerian," ungkapnya.

Sementara soal realisasi in­vestasi, BKPM mencatat kenai­kan setiap tahunnya. Realisasi investasi pada 2015 sebesar Rp 545 triliun atau naik dibanding­kan tahun 2014 Rp 463 triliun.

Kenaikan realisasi investasi juga terjadi di 2016 sebesar Rp 613 tril­iun. Di 2017 ditargetkan investasi mencapai Rp 678,8 triliun dengan realisasi per semester I-2017 men­capai Rp 336,7 triliun atau naik 12,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Ini investasi tahunan dana mengalir dari investor interna­sional maupun domestik," kata Lembong.

Lembong menambahkan, saat ini Indonesia sudah menjadi salah satu negara dengan tujuan investasi empat besar di bawah Amerika Serikat (AS), China, dan India. Sebelumnya pada 2014-2016 Indonesia berada di posisi delapan.

Hal tersebut diamini oleh Ketua Umum Asosiasi Pengu­saha Indonesia (Apindo) Hari­yadi Sukamdani. Menurut dia, banyak investor yang frustasi dengan proses perizinan di Indonesia yang panjang dan berbelit. Akibatnya, banyak investor yang berpikir ulang untuk menanamkan modal di dalam negeri. "Khususnya untuk investasi yang memerlukan izin khusus," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kondisi ini sangat bertentan­gan dengan keinginan Presi­den Jokowi yang ingin menarik investor sebanyak-banyaknya ke Indonesia. "Untuk menarik investor menanamkan modalnya, mereka harusnya dimanja. Bukan justru dipersulit," tegas Hariyadi.

Selain itu, kata dia, investor juga mengeluhkan banyaknya aturan yang di keluarkan tumpang tindih dan bertolak belakang dari yang sebelumnya. Akibatnya, banyak investor yang rugi karena sudah menanamkan modalnya.

"Ini yang harus diperbaiki pe­merintah. Jangan sampai investor sudah masuk malah dibuat rugi oleh aturan," tukasnya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya