JIHAD dan patriotism tidak mesti berawal dari titik nol. Kekayaan dan modal social-budaya dan peradaban yang dimuliki nusantara bisa tetap dilanjutkan dengan melakukan restorasi sesuai dengan perinsip akidah Islam. Terlau mahal nilai sebuah jihiad jika harus memÂbabat semua kekayaan sosial-budaya dan peradaban masa lalu. Jihad Nabi hanya merestorasi tatanan social yang sudah ada disesuaiÂkan perinsip-perinsip dasar Islam. Nabi Muhammad Saw pernah menegaskan: Innama bu'itstu liutamÂmima makarim al-akhlaq (Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan nilai-nilai peradaban (akhlak) masa lampau). Nabi dengan tegas juga melarang di dalam peperangan merusak pusat-pusat budaya dan peradaban seperti situs-situs sejarah, rumah-rumah ibadah, dan merusak tanaman atau taman. Nabi juga melarang untuk mengganggu dan mengusik ketenangan anak-anak dan orang-orang tua Bangka. Nabi juga melarang membasmi hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan melakukan pembakaran, dengan mengatakan: Hanya Allah swt yang berhak membunuh dan menyiksa dengan menggunakan api.
Politik pembumihangusan tidak pernah diperÂkenalkan di dalam Islam. Sebaliknya membangun kembali kota-kota tua di bawah kekuasaan Islam tetap dilestarikan. Bagaimana megahnya Piramid dan patung Spink serta peninggalan sejarah di Aswan, Mesir tidak pernah diapa-apakan pasukan Islam. Sebaliknya peninggalan bersejarah dibiarkan eksis di tempatnya masing-masing. Demikian pula sisa-sisa penggalan bangunan kuno di Syiria tetap terpelihara sampai sekarang. Candi-candi besar di Indonesia seperti Cando Borobudur dan Candi Prambanan tetap menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Bahkan secara eksplisit Al-Qur’an mengisyaratkan sejumkah ibadah masa lalu dilanjutkan dengan beÂberapa penyesuaian di masa Nabi, misalnya tradis puasa dan ibadah haji. Di dalam Al-qur'an disebutkan: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S. al-Baqarah/2:183). Kata Kama kutiba 'alalÂladzina min qablikum (sebagaimana diwajibkannya ummat-umat sebelum kamu) menunjukkan adanya continuitas tradisi keagamaan.
Populer
Rabu, 24 April 2024 | 02:12
Sabtu, 27 April 2024 | 17:17
Selasa, 23 April 2024 | 12:42
Rabu, 24 April 2024 | 19:46
Selasa, 23 April 2024 | 19:52
Senin, 29 April 2024 | 01:56
Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43
UPDATE
Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19
Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04
Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50
Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35
Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17
Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58
Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41
Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21
Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57
Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26