REFERENDUM Kurdistan seperti telah saya ungkap di naskah Kantor Berita Politik RMOL awal September 2017, terbukti menimbulkan masalah penolakan dari Turki dan Irak. Ternyata tak lama kemudian masalah referendum Kurdistan disusul oleh Catalunya.
Catalunya
Secara geopolitik, Catalunya termasuk wilayah Spanyol seluas 32.114 km persegi dan populasi 6.995.206 jiwa berdasar data sensus 2015, dengan ibukota Barcelona.
Pada paruh kedua abad XX Catalunya mengalami industrialisasi. Karena kekayaan dari ekspansi industri tumbuh, Catalunya mengalami kebangkitan kebudayaan digabung dengan nasionalisme di saat bermunculan berbagai gerakan pekerja.
Di tahun 1914, empat provinsi Katalan membentuk persemakmuran dan dengan kembalinya demokrasi melalui Republik Spanyol Kedua (1931–1939), Generalitat de Catalunya dipulihkan sebagai pemerintah otonom.
Setelah Perang Sipil Spanyol, kediktatoran Franco memberlakukan tindakan represif, menghapuskan lembaga Katalan dan melarang penggunaan bahasa Katalan secara resmi. Dari akhir tahun 1950-an sampai awal 1970-an, Catalunya melihat pertumbuhan ekonomi yang pesat, menarik banyak pekerja dari seluruh Spanyol, membuat Barcelona menjadi salah satu daerah metropolitan industri terbesar di Eropa dan mengubah Catalunya menjadi tujuan wisata utama. Karena transisi Spanyol menuju demokrasi (1975-1982), Catalunya telah memperoleh kembali beberapa otonomi politik dan budaya dan sekarang menjadi salah satu komunitas yang paling dinamis di Spanyol.
Sebagai pembelajar kebudayaan, saya mengagumi Catalunya dengan para mahasenirupawan seperti Salvador DalÃ, Joan Miró dan Antoni Tà pies. Terkait erat dengan suasana piktorial Katalan, Pablo Picasso tinggal di Barcelona selama masa mudanya dan menciptakan gerakan kubisme Arsitek Katalan terkemuka adalah Antoni GaudÃ, LuÃs Domènech dan Josep Puig.
Di bidang olahraga, Klub FC Barcelona, berjaya menjuarai 5 Liga Champions UEFA dan 4 UEFA Cup.
Mewabah
Referendum Catalunya 1 Oktober 2017 yang menurut pemerintah kerajaan Spanyol diselenggarakan secara ilegal menuntut kedaulatan Catalunya kembali. Polisi Spanyol menggunakan kekerasan terhadap para pendukung referendum yang memicu kritik internasional serta menyeret Spanyol ke krisis demokrasi terparah pada abad XXI.
Tampaknya semangat memerdekakan diri memang sedang mewabah di Eropa seperti dapat jelas disimak terjadi di Skotlandia, Wales, Baskia, Flander, Veneto di mana partai-partai politik giat melakukan gerakan agitasi kemerdekaan. Irlandia Utara, Isle of Man dan Cornwall sudah lama ingin memisahkan diri dari Kerajaan Inggris. Gejala yang sama juga terasa Britanny di Perancis, Cyprus Utara dan Pulau Sardinia di Italia.
Ketika bekerja dan mengajar di Jerman, saya juga melihat dengan mata kepala sendiri bagi masyarakat Bavaria ingin memisahkan diri dari Jerman seperti yang sudah berhasil dilakukan oleh Austria begitu Perang Dunia II usai.
Sementara di Skotlandia para pejuang kemerdekaan menuntut referendum ke dua setelah keputusan referendum 2014 ditolak London. Masyarakat Wales memuaskan diri dengan semacam otonomi kebudayaan menggunakan bahasa Wales sebagai bahasa resmi yang beda dari bahasa Inggeris yang digunakan oleh kerajaan Inggris Raya. Semangat memerdekakan diri di bidang ekonomi juga menyebabkan Inggris melakukan referendum yang melahirkan kesepakatan Brexit.
[***]Penulis adalah pembelajar geopolitik dunia masa kini