Berita

Gatot Nurmantyo/Net

Pertahanan

Pengamat Militer: Jenderal Gatot Menabrak Banyak Aturan

SENIN, 25 SEPTEMBER 2017 | 22:11 WIB | LAPORAN:

Badan Intelijen Negara (BIN) sebenarnya boleh memiliki senjata asalkan di bawah standar senjata milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie menegaskan, jika memang senjata yang dibeli itu standarnya di bawah standar TNI, maka pembelian senjata itu tidak harus sepengetahuan Panglima TNI.

"Boleh dong, BIN boleh, BNN boleh, ada beberapa institusi sipil yang boleh memakai senjata, dan kalau itu berbentuk senjata sipil, tidak semuanya harus seizin atau sepengetahuan Panglima TNI," katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/9).

Beberapa waktu lalu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, ada institusi sipil yang membeli 5 ribu senjata ilegal dengan mencatut nama Presiden RI Joko Widodo. Jika pembelian senjata itu terus dilanjutkan, maka dia akan menyerbu institusi itu.

"Jadi saya rasa Panglima ini menabrak banyak hal ya," jelas Connie.

Selama ini, menurut dia, Jenderal Gatot sudah menabrak banyak hal. Misalkan soal pembelian helikopter AW 101 yang dilakukan oleh TNI Angkatan Udara (AU) beberapa waktu lalu.

"Kenapa saya ributkan melulu masalah heli AW 101, karena Pak Gatot tidak bisa menempatkan dirinya sebagai KPA (Kuasa Pengguna Anggaran). Nah itu kan dia berbenturan dengan Angkatan Udara, masih adiknya sendiri, itu pun dia ga bisa selesaikan secara internal, dia buka ke publik," kata Connie.

"Sekarang sudah 6 bulan kasusnya ngambang karena memang belum bisa dibuktikan pelanggaran pengadaan apa yang dilakukan KASAU Marsekal Agus sebagai sesama KPA," jelasnya lagi.

Nah, lanjut Connie, saat ini Jenderal Gatot melakukan hal yang sama, namun kali ini dia lakukan terhadap institusi lain seperti BIN dan Polri.

"Jadi menurut saya Pak Gatot ini tidak bisa menempatkan dirinya sebagai Panglima TNI. Karena TNI sebagai Angkatan Bersenjatanya Republik Indonesia itu adalah garda terdepan bangsa. Ingat, ini TNI milik kita. Jangan sampai karena kesalahan seorang pemimpin atau segelintir induvidu didalam TNI lalu merusak keseluruhan TNI," imbuhnya.

Ditambahkan Connie, penyampaian soal pembelian 5 ribu senjata ilegal itu dihadapan para sesepuh TNI, termasuk di depan Menko Polhukam Wiranto oleh Jenderal Gatot dapat dilihat dari aspek kepatutan. Apa yang dilakukan Jenderal Gatot itu justru hanya karena kepentingan politik.

"Kalau betul misalnya manuver-manuver ini dibuat atau digunakan untuk panggung 2019, ya sudah berani dong taruh tongkat komandonya, masuk partai dan jadi politisi. Tapi jangan pernah memakai baju Panglima TNI, memakai gelar dan pangkat TNI tetapi berpolitik praktis. Karena politik TNI itu hanya satu, politik negara. Titik," tegasnya. [sam]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya