Berita

Pratama Persadha/Dok

Pertahanan

BSSN Tertunda, Ancaman Siber Jadi Momok 2018

MINGGU, 24 SEPTEMBER 2017 | 08:23 WIB | LAPORAN:


Belum adanya kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) definitif membuat Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK)  BSSN terkendala, sehingga Kemenpan belum bisa memproses lebih jauh.

Dampaknya, Komisi 1 DPR juga enggan untuk membahas anggaran 2018 untuk BSSN.

Dalam keterangannya, pakar keamanan siber, Pratama Persadha menjelaskan ini bisa berbahaya bagi keamanan siber tanah air. Menurutnya sepanjang 2017 ancaman siber yang hadir di tanah air sudah sangat mengkuatirkan. Sehingga bila BSSN masih terombang-ambing akan membuat ancaman siber menjadi hal yang sangat mengkuatirkan di 2018.

"2017 ini kita saksikan bersama bahwa serangan siber menjadi ancaman dan urusan pemerintah yang sangat menyita perhatian. Bagaimana serangan malware wannacry dan nopetya membuat Kominfo kerepotan. Banyak korban di sisi infrastruktur strategis kita,” jelas chairman lembaga riset keamanan siber Communication and Information System Security Rsearch Center (CISSReC) ini.

Pratama menambahkan, keberadaan BSSN sangat krusial mengawal program-program pemerintah, terutama yang terkait e-Government. Belum lagi upaya dari Bank Indonesia untuk memasifkan program Gerakan Non Tunai (GNT) yang tidak bisa lepas dari penguatan keamanan siber di semua infrastruktur pendukungnya.

"Kita sudah cukup tertinggal dari negara tetangga Malaysia dan Singapura yang mempunyai badan siber sejak hampir satu dasawarsa lalu. Kita tentu berharap pemerintah bisa melihat posisi krusial BSSN saat ini dimana ada lebih dari 130 juta orang di tanah air yang terkoneksi internet," terang pria asal Cepu, Jawa Tengah ini.

Pratama juga melihat BSSN akan sangat dibutuhkan saat berlangsungnya pemilu kepala daerah 2018. Waktu yang sudah sangat dekat dengan Pemilu 2019 diyakini dalam satu tahun terakhir, wilayah siber akan menjadi ajang saling serang hoax. Dalam hal ini BSSN juga diharapkan mengambil peran yang krusial untuk mengamankan wilayah siber dari upaya kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab yang berusaha memperkeruh suasana lewat media sosial maupun media lainnya di internet.

"Tidak akan menutup kemungkinan kelompok semacam Caracen muncul dan ikut memperkeruh suasana. Ini jelas tidak bagus, belu lagi upaya-upaya peretasan pada penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu," jelas Pratama.

Meski proses pengambilan dan perhitungan suara Pemilukada masih secara manual, masih dimungkinkan penggunaan teknologi untuk membantu mempercepat hasil Pemilu diketahui. Hasil tersebut biasanya disosialisasikan lewat web resmi penyelenggara pemilu maupun lembaga lain. Disinilah, menurut dia, ada kerentanan yang bisa dieksploitasi oleh para peretas.

"Selain masalah pemilukada 2018, BSSN sebenarnya bisa dilihat sebagai kesungguhan pemerintah membangun ekonomi digital yang aman dan nyaman. Tentu masyarakat dan industri ekonomi digital memerlukan kepastian dan keamanan di wilayah siber," imbuhnya.[wid]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya