Berita

Pertahanan

Waspada Politik Adu Domba Berbungkus SARA

RABU, 13 SEPTEMBER 2017 | 10:57 WIB | LAPORAN:

Harmonisasi kehidupan bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam, suku, bangsa, bahasa, terus diuji.

Kemajemukan inilah yang sering dimanfaatkan kelompok-kelompok yang ingin menggoyahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menghembuskan isu-isu negatif, terutama SARA, demi untuk mengadu domba anak bangsa. Hal ini wajib diwaspadai karena kelompok tersebut menggunakan berbagai cara untuk melancarkan aksinya.

"Tidak hanya peristiwa di dalam negeri seperti Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu, sekarang pun kasus kemanusiaan di Myanmar juga ‘digoreng’ dengan membenturkan agama islam dan budha. Upaya-upaya ini harus diwaspadai karena isu SARA itu sangat rentan di masyarakat kita," papar pengamat intelijen Marsda Purn Prayitno Ramelan di Jakarta, Rabu (13/9).

Menurut Pray, panggilan karib Prayitno Ramelan, apa yang terjadi Myanmar itu sebenarnya bukan konflik agama, tapi konflik kemanusiaan yang dilandasi politik dan ekonomi, juga karena sistem demokrasi yang belum berjalan. Karena itu, sangat tidak relevan bila kasus itu justru digunakan kelompok-kelompok tertentu untuk mengganggu stabilitas keamanan di dalam negeri.

"Kebetulan kasus Rohingya itu ada benturan antara agama islam dan budha, sehingga faktanya isu kemanusiaan tapi digeser menjadi isu agama. Tujuannya untuk solidaritas menggerakkan massa. Apalagi ini solidaritas islam, pasti ribuan orang yang turun seperti kasus Al Maidah," terang Pray.

Dari fakta itu, Pray mengajak seluruh anak bangsa untuk berpikir jernih mencermati kondisi yang terjadi akhir-akhir ini. Apalagi pemerintah Indonesia sudah melakukan langkah terbaik untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk kembali memperkuat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika untuk menjaga NKRI.

Sebenarnya, lanjutnya, upaya-upaya adu domba itu sudah biasa dihadapi bangsa Indonesia, sejak belum merdeka dulu. Tapi alangkah baiknya bangsa Indonesia belajar dari masa lalu dengan mewaspadai hal-hal berbau SARA.

Ia juga kuatir isu rohingya memicu terjadinya aksi terorisme, terutama dengan adanya rumor pengiriman tenaga ke Myanmar untuk ikut berperang di sana. Atau kemungkinan saja ditunggangi kelompok radikal ISIS, untuk melebarkan sayapnya di kawasan Asia Tenggara, selain di Marawi.

"Mungkin saja dimanfaatkan kelompok radikal. Karena saat ini di Suriah, tokohnya itu ingin menghidupkan ISIS di Asia Tenggara (ISIS), setelah Al Qaeda memperkirakan pada 2017  ISIS habis di Timur Tengah. Bisa saja ISIS mungkin bermain di Marawi dan Myanmar," tengarainya.[wid]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya