Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
ADA dua istilah yang sering diÂgunakan dalam arti pemimpin. Pemimpin pemerintahan biasa disebut umara (dari kata amir: Pemerintah) dan pemimpin agama disebut ulama (dari kata ‘alim: Ahli imu agama). Umara dan ulama sama-sama memiÂliki fungsi di dalam masyarakat NKRI. Umara membutuhkan ulama untuk meligitimasi program pembangunan dan sekaligus memotifasi umat untuk mendukung program tersebut. Ulama juga membutuhkan umÂara untuk memberi dukungan legal-formal berlakuÂnya hukum-hukum agama di dalam masyarakat. SeÂorang perempuan gadis tanpa wali nasab maka wali perkawinannya ialah ulil amr dalam hal ini umara.
Posisi dan peran ulama di dalam NKRI sanÂgat penting. Bukan hanya sama-sama para umara mendeklarasikan kemerdekaan bangsa tetapi juga hingga saat ini tetap memegang peran kunci di dalam masyarakat. Ada sejumlah peratutan perundang-unÂdangan secara eksplisit menyebutkan nomen klatur Mulis Ulama Indonesia (MUI) seperti dalam UUPerÂseroan Terbatas, UUPerbankan Syari'ah, UUJamiÂnan Produk Halal, dll. Sebailknya pentingnya umara di dalam agama juga ditegaskan dalam Al-Qur’an: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. KeÂmudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesÂuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriÂman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (Q.S. al-Nisa'/4: 59).
Undang-undang dan ayat Al-Qur’an tersebut di atas menjelaskan kepada kita bahwa tidaklah teÂpat mendikotomikan peran ulama dan umara. UmÂara adalah pemimpin eksekutif yang bertanggung jawab terhadap jalannya pemerintahan, yang daÂlam menjalankan kepemerintahan itu tidak boleh bertentangan dengan prisip yang dituntunkan oleh agama dan bimbingan para ulama. Sedangkan ulama adalah representasi fungsi kenabian yang bertanggung jawab untuk menuntun masyarakat, termasuk umara, agar tetap di atas jalan yang beÂnar, sebagimana dijelaskan Rasulullah: Al-'ulama' waratsah al-anbiya' (ulama adalah ahli waris Nabi). Ulama adalah representasi dan sekaligus pengawÂal ajaran Al-Quran dan hadis, sedangkan umara lebih kepada implementator dari kebijakan univerÂsal yang digariskan oleh ulama dan tokoh-tokoh agama di dalam masyarakat. Kedua-duanya berÂfungsi untuk mewujudkan masyarakat yang ideal, sebuah masyarakat yang mandiri dan berjalan di atas landasan dan prinsip yang benar. Tidak boleh satu sama lain mengklaim diri lebih benar atau lebÂih berperan. Keduanya ibarat satu mata uang yang memiliki dua sisih yang berbeda.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
Senin, 08 Desember 2025 | 12:15
UPDATE
Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09
Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24