Berita

Foto/Net

Pertahanan

Strategi Antisipasi Teroris Asal Filipina Dibahas Di Unhan

KAMIS, 17 AGUSTUS 2017 | 04:32 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Dalam rangka menganalisa kemajuan operasi militer Filipina di Marawi, Pusat Studi Peperangan Asimetrik di bawah Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Universitas Pertahanan (Unhan) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Rabu (16/7).

FGD bertajuk "Krisis Teror di Marawi dan Implikasinya terhadap Stabilitas Keamanan Nasional Indonesia" juga membahas mengenai strategi militer yang seharusnya dapat digelar oleh TNI dalam mengantisipasi masuknya gerilyawan Maute ke wilayah Indonesia.

Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Laksda TNI DR. Amarulla Octavian menjelaskan bahwa para peserta FGD juga sangat antusias membahas dasar hukum penanggulangan teror oleh Polri dan TNI.

Dalam hal ini, jelasnya, Polri menangani terorisme menggunakan UU 15/2003 karena mengkategorikan terorisme sebagai suatu bentuk kejahatan. Sedangkan TNI menggunakan UU 34/2004 karena mengkategorikan terorisme sebagai suatu bentuk peperangan asimetrik.

"Kedua UU tersebut memberikan kewenangan baik kepada Polri maupun TNI karena memang karakter terorisme yang dibedakan menurut pelakunya (WNI ayau WNA), sasarannya (masyarakat atau negara), lokasi kejadian (lintas negara atau satu negara) dan yurisdiksinya," jelasnya.

Dalam diskusi ini, peserta juga mendiskusikan kemungkinan pemerintah RI menugaskan TNI untuk masuk wilayah Filipina membantu menyelesaikan krisis di Marawi, sekaligus operasi militer menyelamatkan sandera 4 prajurit TNI AL sama halnya dengan operasi militer pembebasan sandera di Thailand tahun 1981 dan pembebasan sandera di Somalia tahun 2011.

FGD dibuka secara resmi oleh Rektor Unhan Letjen TNI DR. I Wayan Midhio dan dihadiri oleh Warek I Prof. Ir. Dadang Gunawan, Dekan FSP Mayjen TNI DR. Tri Legionosuko, dan para dosen/peneliti Pusat Studi PA serta para mahasiswa dan alumni.

FGD dibuka dengan keynote speech dari Andhika Chrisnayudhanto, dan dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber Prof. Drs. Yanyan Mochamad Yani dan DR. Andi Widjajanto. [ian]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Sirkuit Mandalika Dapat Pujian dari Alex dan Marc Marquez

Jumat, 27 September 2024 | 20:07

Jokowi Bakal Serahkan Tanda Kehormatan untuk KRI Nanggala 402

Jumat, 27 September 2024 | 20:05

Singgung Masalah Keluarga, Paslon Nadi Dinilai Diskreditkan Perempuan

Jumat, 27 September 2024 | 19:47

Gugatan Praperadilan Ditolak, Status Tersangka Halim Ali Makin Kuat

Jumat, 27 September 2024 | 19:28

Aset Bank Mandiri Tumbuh 46 Persen Sejak 2020

Jumat, 27 September 2024 | 19:18

Akademisi: Jaksa Tidak Berwenang Jadi Penyidik Kasus Korupsi

Jumat, 27 September 2024 | 19:15

Shigeru Ishiba Menang Pemilu LDP, Siap Jadi PM Jepang Berikutnya

Jumat, 27 September 2024 | 19:14

AHY Resmikan Program Perbaikan Rumah di Jakarta Pusat

Jumat, 27 September 2024 | 18:56

Septic Tank di Tiongkok Meledak, Tinja Menyembur Hingga 10 Meter

Jumat, 27 September 2024 | 18:52

DKPP Minta Kantor Perwakilan di Setiap Provinsi

Jumat, 27 September 2024 | 18:51

Selengkapnya