RMOL. Kesenjanan ekonomi dan sosial memang masih menjadi persoalan di Indonesia. Saat ini tercatat gini ratio sekitar 0,4 persen.
Demikian disampaikan Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait dalam simposium nasional bertemakan "Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa" yang dilaksanakan DPP Taruna Merah Putih (TMP) di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta (Senin, 14/8).
Hadir sebagai pembicara dalam simposium ini adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif, Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid, Menteri Keuangan Sri Mulyani, pengusaha nasional Chairul Tanjung, Ketum KADIN Rosan P Roeslani, Ketum HIPMI Bahlil Lahadalia, Presiden Inter Milan Erick Tohir, pengusaha muda teknologi perikanan Paundra Noorbaskoro, Walikota semarang, Hendrar Prihadi dan Presiden BEM UI Muhammad Syaeful Mujab.
Meski kesenjangan masih ada, tegas Maruarar, bukan berati harus mengambil jalan pintas, yang misalnya dengan cara-cara radikal. Mengatasi hal ini Presiden Joko Widodo sendiri sangat serius dan bekerja keras dengan mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia. Jokowi konsen membangun Indonesa dari daerah dan dari pinggiran dengan, dengan pembangunan ragam infrastruktur yang bisa meningkatkan lapangan tenega kerja dan akan berdampak pada kesejahteraan rakyat.
Maruarar menegaskan di era Jokowi ini peningkatan dana desa benar-benar terwujud. Hal ini diharapkan dapat semakin efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Dana desa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tercatat tahun 2015 dana desa yang telah disalurkan adalah sebesar 20,7 Triliun, tahun 2016 sebesar 46,9 Triliun, dan meningkat menjadi 60 Triliun pada tahun 2017," tegas Maruarar.
Selain itu tegasnya, di era Jokowi juga sudah dibagikan 19 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP) di tahun ini. Sementara Kartu Indonesia Sehat (KIS) dibagikan untuk 90,7 juta jiwa. Di saat yang sama, Jokowi juga memberikan sertifikat tanah.
"Ini merupakan langkah strategis Jokowi dalam mengatasi kesenjangan. Yaitu dengan pemerataan," demikian Maruarar.
Simposium ini, selain dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72, juga dalam rangka mendukung segala upaya impelementasi Pancasila di berbagai bidang, seperti bidang politik da ekonomi. Karena itulah, simposium ini mengundang berbagai narasumber yang sangat otoritatif di bidang.
Ratusan orang dalam berbagai elemen hadir dalam acara ini yang sangat meriah ini. Di antaranya Ketua Umum GMKI, KAMMI, PMKRI, HMI, IMM, GMNI, Hikmahbudhi, KMHDI, Pemuda Muhammdiyah, GP Ansor, KNPI dan lain-lain. Acara juga dihadiri sayap organisasi PDI Perjuangan seperti Repdem, Banteng Muda Indonesia, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) dan lain-lain.

Selain itu, hadir juga organisasi sayap dari partai lain seperti Sapma Hanura, Matara PAN, AMPG Gokar dan Garda Nasdem.
Hadir juga perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jakarta dan para Ketua OSIS dari berbagai sekolah.
[ysa]