Sistem pembelajaran di madrasah dipandang masih cenderung memaksakan dan menekankan pada prestasi akademik saja. Hal itu menyebabkan siswa dipaksa untuk menguasai semua mata pelajaran yang diajarkan di madrasah.
"Memang ini bukan hanya di madrasah, tetapi di sekolah-sekolah umum juga banyak begitu. Padahal mestinya tidak seperti itu. Siswa tidak boleh dicekoki semua pelajaran dan diminta harus menguasai semuanya. Jika dipaksakan seperti itu, boleh jadi nantinya siswa tidak bisa menguasa satu pun mata pelajaran," kata Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Mukhneri Mukhtar saat menjadi pembicara dalam acara Talk Show bertajuk 'Bangga Menjadi Siswa Madrasah' di arena Expo Madrasah, Gedung Prof. Amin Abdullah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pekan lalu.
Expo Madrasah sendiri merupakan bagian dari pagelaran Ajang Kreativitas Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang digagas Kementerian Agama, 7-12 Agustus 2017.
Talk Show yang dimoderatori wartawan asal Jakarta, Mohammad Ilyas Assaidy ini juga menghadirkan dua siswa berprestasi asal Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keduanya adalah Kholida Nailul Muna, siswi MAN III Bantul yang pada Juli lalu menyabet piala Piala Perak di ajang World Mathematic Invitation di Filipina serta Satria Widyanto, siswa MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, yang menyabet medali emas dalam OSN Fisika Riau, Juli lalu.
Kembali kata Prof. Mukhneri, semestinya siswa tidak dicekoki dan dipaksa menguasai semua mata pelajaran, melainkan diarahkan pada materi yang disenangi dan dikuasai, sehingga bisa sesuai dengan kemampuannya.
Mukhneri juga menjelaskan bahwa metode pengajaran sebaiknya tidak hanya difokuskan pada akademik saja. Ini mengingat bahwa siswa memiliki berbagai macam kemampuan yang berbeda-beda satu sama lain. Kemampuan-kemampuan itu tersebut menurut dia, tidak boleh diabaikan oleh pihak sekolah tetapi harus dikembangkan.
"Pendidikan di Barat seringkali menekankan pada fokus. Bukan berarti siswa di sana ketika di sekolah hanya diajarkan satu disiplin ilmu saja. Tetapi, ada spesifikasi pada bidang yang lebih diminati. Sehingga bagi masing-masing siswa di situ ada prioritas," jelasnya.
"Kemampuan siswa tentu tidak hanya akademik. Kemampuan bernyanyi, berolahraga, dan seterusnya juga mesti diperhatikan oleh sekolah. Bahkan sebisa mungkin difasilitasi untuk kemudian dikembangkan agar terus lebih baik."
Sementara itu, Satria dalam kesempatan ini memberikan beberapa tips yang dilakukannya sehingga bisa menggapai sukses. Salah satunya adalah kemauan untuk berkorban, menghabiskan waktu untuk bidang yang diminati. Ia pribadi menyukai fisika dan ilmu eksakta.
Lanjut Satria, selain tekun dan membiasakan diri dengan latihan juga yang sangat penting adalah pendekatan kepada Sang Pencipta.
"Kita jangan lupa berdoa karena tidak bisa kita hanya mengandalkan pendekatan dunia, harus ada pendekatan akhirat.Saya kira kelebihan madrasah dibanding sekolah umum, karena Madrasah selain kita belajar tentang pengetahuan umum, kita juga belajar hukum agama Islam. Bagaimana tata cara sholat dan seterusnya," kata Satria.
Hal senada diutarakan Kholida. Pelajar yang kini duduk di kelas XI MAN III Bantul ini mengatakan bahwa ketekunan dan membiasakan diri untuk terus berlatih membuahkan prestasi.
"Saya sering latihan mengerjakan soal-soal sampai tengah malam. Jadi kita harus terus merawat motivasi dan kemauan keras kita," tutur perempuan yang mengaku pernah mengikuti bimbingan matematika di salah satu madrasah tsanawiyah di Pamekasan Madura selama sepekan ini.
[wid]