Berita

Hukum

KPK Tidak Dilibatkan Dalam Pembentukan Tim Gabungan Yang Dimaksud Kapolri

SELASA, 01 AGUSTUS 2017 | 15:26 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Polri menjelaskan lebih lengkap tentang pembentukan tim gabungan untuk kasus penyerangan air keras terhadap penyidiknya, Novel Baswedan.

Hari Minggu lalu (30/7), Wakapolri Komjen Pol Syafruddin mengatakan Polri telah membentuk tim semi independen untuk kasus Novel. Pernyataan itu didukung Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Istana Kepresidenan, yang mengungkap pembentukan tim gabungan KPK-Polri yang punya kekuatan hukum tetap.

Tetapi, hari ini KPK menyatakan tidak dilibatkan dalam pembentukannya. Bahkan, Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarief, mengaku belum mengetahui pembentukan tim tersebut.


"Kami juga belum mengetahui. Kami berharap ada tim dari Polda dan Mabes untuk menjelaskan dulu kepada kami tentang model pembentukan tim itu, seperti apa juga tanggung jawab masing-masing," kata Laode saat ditemui wartawan di Balai Kartini usai menghadiri peresmian Sekolah Anti Korupsi ICW, Selasa (1/8).

Sampai saat ini, tambah Laode, belum ada keputusan apapun dari KPK terkait pembentukan tim dimaksud. KPK lebih dulu akan menunggu penjelasan lebih rinci dari Polri.

Laode mengakui bahwa Kapolri sempat berjanji akan memberitahu perkembangan penyelidikan kasus Novel kepada KPK dua minggu sekali. Hal itu diungkapkan Tito saat melakukan pertemuan di Gedung KPK pada 16 Juni lalu.

"Waktu itu pernah ada penyampaian. Kalau saya tidak salah, Pak Kapolri mengatakan nanti tim Polda akan memberikan update kepada KPK setiap dua mingguan dan dari KPK menilai update itu. Saya pikir begitu. Tapi saya tidak tahu apakah dengan yang sekarang (rencana membentuk tim gabungan) akan sama seperti itu," jelas Laode.

Polri sudah membuat sketsa wajah terduga penyerangan Novel Baswedan yang terjadi pada 11 April 2017. Kapolri Jenderal Pol Tito mengatakan, sketsa yang selesai dibuat dua hari lalu itu didapatkan setelah mendengar keterangan seorang saksi yang melihat terduga sebelum peristiwa terjadi.

"Diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang," kata Tito.

Novel Baswedan diserang oleh pengendara sepeda motor setelah salat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya. Akibat siraman air keras di wajah, mata Novel Baswedan harus dioperasi di sebuah rumah sakit di Singapura. Hingga kini matanya tidak bisa berfungsi normal. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya