Berita

Gas Elpiji 3 Kg

Nusantara

Di Karawang, Harga Gas Melon Capai Rp 30 Ribu

SELASA, 18 JULI 2017 | 08:33 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Harga gas bersubsidi ukuran 3 kg di Karawangm Jawa Barat tidak terkontrol. Harga gas melon tersebut jauh dari dari Harga eceran tetap (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah. Insiden ini sudah berlangsung lama dan terkesan dibiarkan oleh pemerintah.

Begitu kata Ketua Forum Perlindungan Konsumen, Eddy Djunaedy, di Karawang, Selasa (18/7). Menurut Eddy, kondisi ini bisa terjadi karena Pemkab Karawang dan Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) tidak dapat mengendalikan pergerakan harga hingga jauh di atas HET.

"Pendistribusian elpiji bersubsidi nyaris tidak terkontrol baik oleh pemerintah kabupaten ataupun Hiswana Migas, serta Pertamina. Jika terus dibiarkan harga akan terus merangkak naik," ujarnya.


Dijabarkan Eddy bahwa HET elpiji 3 kg yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pemkab Karawang adalah sebesar Rp 16.000 per tabung. Tetapi dalam praktik di lapangan, tidak ada konsumen atau masyarakat miskin yang bisa membeli elpiji 3 kg sesuai dengan harga eceran yang telah ditetapkan tersebut. Akibatnya, warga terpaksa membeli tabung melon dengan harga mahal, bahkan hampir dua kali lipat HET .

Sebagaimana diberitakan RMOLJabar, konsumen di wilayah ini harus membeli elpiji ukuran 3 kg dengan harga mulai dari Rp 20.000 hingga 25.000 per tabung. Bahkan di waktu tertentu, saat terjadi kelangkaan, harga gas melon mencapai Rp 30.000 per tabung.

"Pemkab Karawang, Hiswana Migas dan pihak Pertamina harus bertanggung jawab atas tingginya harga elpiji 3 kilogram. Mereka harus bertanggung jawab mengembalikan hak konsumen, yakni mendapatkan elpiji bersubsidi 3 kilogram sesuai dengan HET," ungkap Eddy.

Eddy sangat menyayangkan fungsi pengawasan pendistribusian elpiji bersubsidi 3 kilogram selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga regulasi Mendagri dan Menteri ESDM yang menghasilkan HET di tingkat konsumen tidak pernah berjalan di lapangan.
 
"Jika pengawasannya bagus, tentu tidak akan ada penjualan elpiji bersubsidi di atas HET," kata Eddy. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya