. Mondar-mandir di depan Pospam Operasi Ramadniya Sat Brimob Den D dan Polsek Cikarang Barat, Bekasi, membuat Wahyu Atin Supriadi (35) diamankan petugas, Sabtu dinihari (1/7).
Pasalnya, gerak-gerik pria asal Lampung itu dianggap mencurigakan dan berindikasi akan merencanakan sesuatu.
"Gerak-gerik mencurigakan, mondar-mandir di depan Pospam Ramadniya terminal Kalijaya, Cikarang Barat," ujar Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Rikwanto saat dikonfirmasi, Sabtu malam.
Setelah menjalani pemeriksaan petugas, Atin diketahui berasal dari Dusun 2 Terbanggi Rahayu, RT 04/01 Bandar Mataram, Lampung Tengah.
Dari tangan tersangka, petugas mengamankan sepucuk air softgun jenis revolver, enam butir proyektil dan 228 butir peluru air softgun Gotri.
Lalu, diamankan juga satu unit handy talky (HT) merk Weir Wei, kartu Perbakin Basis Shooting Club atas nama Saefudin, dan kartu anggota Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas) Polsek Cikarang Barat atas nama Wahyu Atin Supriadi.
Selanjutnya, tersangka dibawa ke Polsek Cikarang Barat oleh anggota Pospam untuk diproses pembuatan LP Model A, pukul 01.30 WIB.
Kepada petugas, Atin mengaku senjata air softgun tersebut dipinjamkan oleh anak bosnya yang bernama Randi.
Menurut Atin, dirinya juga bekerja sebagai sopir orangtua Randy dan sering disuruh mengantar saat pengambilan uang. Sehingga senjata tersebut digunakan sebagai pegangan yang bersangkutan.
"Sementara belum teridentifikasi sebagai jaringan teroris," tegas Rikwanto.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Atin disangkakan melanggar pasal 1 UU Darurat No. 12/1951.
Aksi teror sebelumnya terjadi di masjid Falatehan, Jakarta Selatan, Jumat malam (30/6). Terduga teroris, disinyalir bernama Mulyadi asal Cikarang nekat menusuk dua anggota Brimob saat salat isya berjamaah.
Polisi terpaksa melumpuhkan terduga teroris tersebut karena mengancam petugas dengan sangkur yang digunakan untuk beraksi.
[rus]