Penyelenggaraan arus mudik pada hari raya Idul Fitri 1438 hijriah dipandang lebih baik dari sebelumnya.
Pengamat Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio memaparkan beberapa indikator yang mendasari agenda rutin tahunan itu dikatakan lebih baik.
Pertama, sebut dia, koordinasi antar instansi kementerian/lembaga yang menangani penyelenggaraan mudik berjalan cukup baik dari tahun sebelumnya.
Menurutnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku penyelenggaraan mudik Lebaran 2017 telah bekerja keras memberikan layanan pemudik. Salah satu misalnya dengan mengantisipasi insiden di pintu tol Brebes Exit Timur (Brexit) terulang.
Kemenhub terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah (Kementerian PUPR), Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri dan instansi terkait lainnya. Tindaklanjutnya dengan meninjau langsung penyelenggaraan mudik di beberapa titik yang dianggap rawan terjadi kepadatan pengendara dan kecelakaan.
Kemudian, Kemenhub bersama Korlantas berani melakukan terobosan atau inovasi guna mengantisipasi terjadinya kepadatan/kemacetan pemudik.
"Tahun ini jalan tol Pemalang hingga Batang bisa digunakan secara fungsional. Seharusnya tidak bisa dipakai, tapi itu tentu sudah dihitung plus minusnya dengan baik," jelas Hendri dalam rilis tertulisnya, Jumat (30/6).
Selain menghindarkan kepadatan kendaraan, lanjut dia, rekayasa lalu lintas yang dilakukan Kemenhub bersama Korlantas secara langsung juga menurunkan angka kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan pada arus mudik tahun ini masih terjadi, mesti tidak sebesar tahun sebelumnya.
Indikator kelancaran mudik ini juga didukung pengalihan arus lalu lintas, buka/tutup jalan penghubung jalan tol, penambahan jumlah pintu keluar tol dan kepastian semua gardu tol melayani transaksi tunai dan non tunai.
Hendri juga memuji program mudik gratis Kemenhub yang bisa mengangkut motor sekaligus pemudik ke beberapa daerah
"Mudik gratis itu baik sekali karena bisa mengurangi kepadatan sekaligus menekan angka kecelakaan. Ke depan bisa dibuat lagi terobosannya mungkin dengan menggunakan sistem ganji-genap, kuota perjalanan mudik motor dan sistem stiker," kata Hendri.
Terakhir sebagai masukan, menurut Hendri, Kemenhub bersama instansi terkait perlu memberikan titik fokus pada perjalanan darat pemudik.
"Jelang mudik kemarin imbauan demi imbauan disampaikan Kemenhub, itu sangat bagus karena masyarakat jadi tahu apa saja yang harus dihindari. Nah pada arus balik kali ini Kemenhub perlu menggencarkan lagi imbauan-imbauan seperti itu," tutup Hendri Satrio.
[wid]