Berita

Foto/Net

Nusantara

Full Day School Tidak Cocok Dengan Demografi Indonesia

SABTU, 17 JUNI 2017 | 16:50 WIB | LAPORAN:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta untuk memaparkan kajian tentang Peraturan Mendikbud (Permen) Nomor 23/2017 mengenai hari sekolah yang menyebut pelaksanaan sekolah delapan jam dilaksanakan secara bertahap. Pasalnya kebijakan tersebut bertentangan dengan kondisi demografi di daerah.

Psikolog pendidikan Karina Adistiana menilai selama ini Kemendikbud selalu memberi alasan bahwa Permen tersebut bukan mengarah kepada full day school, Permen tersebut menjelaskan waktu belajar tidak di dalam sekolah melainkan di luar. Disisi lain, dalam Permen tersebut dijelaskan delapan jam waktu sekolah masih di dalam kendali sekolah itu sendiri.

"Memakai definisi sekolahnya itu gedung, jadi delapan jam aktif itu tetap di bawah kendali sekolah, padahal orang tua dan masyarakat juga harus berperan dalam pendidikan. Bayangkan waktu delapan jam di dalam maupun di luar sekolah sendiri yang menentukan anak itu mau diapakan, kapan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan dan pendidikan di dalam keluarga," ujar Karina saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/6).


Lebih lanjut Karina menilai sistem keseragaman jam sekolah tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia dengan keberagaman penduduk dan demografi daerahnya. Kebijakan tersebut hanya cocok diterapkan di daerah urban, dengan memfokuskan pendidikan di sekolah lantaran kesibukan orang tua.

Menurutnya langkah pemerintah untuk mengatur jam sekolah merupakan kebijakan yang mundur. Terlebih di negara lain, sudah mulai mengurangi jam sekolah.

"Sebenarnya yang paling penting itu standar pendidikan terpenuhi bukan memastikan sistem jam sekolah yang sama di semua daerah. Bagaimana dengan anak didik yang harus dua jam berjalan melewati perbukitan, atau harus menyeberang laut. Seharusnya akses pendidikannya yang harus terpenuhi, bukan sistem jam sekolahnya," pungkas Karina. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya