Berita

Muhadjir Effendy/Net

Politik

Kebijakan 5 Hari Sekolah Sejalan Dengan Nawacita Jokowi-JK

KAMIS, 15 JUNI 2017 | 12:30 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kebijakan lima hari di sekolah yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dinilai sudah tepat dan sesuai dengan sesuai dengan Nawacita Jokowi-JK yang mengutamakan penguatan pendidikan karakter sebagai bagian dari pemerataan pendidikan yang berkualitas.

Begitu tegas pemerhati kebijakan publik dari Suluh Nusantara, Ahmad Nur Hidayat menanggapi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) 23/2017 tentang Hari Sekolah terutama menyangkut ketentuan delapan jam dalam satu hari atau empat puluh jam selama lima hari dalam satu minggu.

“Hal itu tercermin dalam komitmen Jokowi-JK untuk mewujudkan pendidikan sebagai pembentuk karakter bangsa. Itu janji Jokowi-JK dalam buku 'Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian'," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (15/6).


Ahmad bahkan mencatat bahwa kebijakan ini sudah sesuai dengan niat Jokowi dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Saat Jokowi masih menjabat gubernur DKI, kata Ahmad, Jokowi sempat menyampaikan kebijakan untuk bersekolah selama lima hari dengan penambahan jam pelajaran. Hal itu didasarkan pertimbangan agar para siswa memiliki waktu untuk bersantai baik bersama keluarga maupun dengan teman di hari Sabtu dan Minggu.

"Rasanya kurang tepat kalau kebijakan Mendikbud dianggap usang oleh sebagian orang. Jauh-jauh hari Presiden Jokowi sudah menyampaikan hal itu ke publik," terangnya.

Mantan pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu menilai, justru saat ini sebagian masyarakat menggeser dan meneruskan arus informasi yang tidak benar. Padahal, Kemendikbud menamakan program Penguatan Pendidikan Karakter, namun diubah oleh oknum masyarakat menjadi Full Day School. Penggunaan nama yang berubah ini tentu mengubah konteks menjadi di luar substansi.

Demikian juga dengan isu seolah Mendikbud menghapuskan mata pelajaran agama di sekolah. Kata Ahmad, pergeseran arus informasi ini bergerak sangat cepat ke arah negatif. Masyarakat termakan terprovokasi dan menyim[ulkan seolah kebijakan Mendikbud merugikan sekolah-sekolah berbasis agama seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.

"Padahal kan nyatanya tidak demikian. Kekhawatiran ya pasti ada di antara sebagian masyarakat. Itu sangat wajar. Menjadi tidak wajar jika informasi kebijakan Mendikbud dianalisis sepenggal-sepenggal, sehingga memunculkan penafsiran-penafsiran yang kontraproduktif. Seharusnya, masyarakat dapat mengedepankan dialog secara langsung dengan Kemendikbud sebagai leading sector program PPK. Hal itu lebih arif dan bijaksana," jelasnya

Untuk itu, Ahmad mendorong Kemendikbud untuk mengintensifkan sosialisasi program Penguatan Pendidikan Karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional.

"Harapannya, dengan massifnya sosialisasi, masyarakat dapat mendukung pendidikan karakter sebagai upaya mewujudkan revolusi karakter bangsa," pungkasnya. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya