Berita

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo/Net

Politik

Gatot Dicurigai Akan Nyapres

Ramai Dibicarakan Netizen
KAMIS, 15 JUNI 2017 | 09:02 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Sejumlah manuver Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di jagat politik nasional tak luput dari perhatian pegiat dunia maya. Bahkan ada warganet yang curiga, Gatot sedang memuluskan jalan menuju Pilpres 2019. Benarkah?

Seperti diketahui, sejak dilantik menjadi Panglima pada Juli 2015, Gatot tak pernah lepas dari sorotan. Beragam manuvernya jadi kontroversi. Beberapa yang mencuat di antaranya adalah keputusannya untuk menghentikan kerja sama militer dengan Australia. Gegara keputusan sepihaknya itu, beberapa media Australia menyebut Gatot sedang mencari panggung. Bahkan Presiden Jokowi disebut-sebut menegur langsung Gatot akibat tindakannya ini.

Manuver Panglima kelahiran Tegal ini terus berlanjut melalui komentar positifnya terhadap aksi 212. Mungkin gara-gara ini juga, jurnalis asal Amerika, Allan Nairn menyebut Gatot ikut mendukung gerakan kudeta yang dilakukan para jenderal pensiunan bersama kelompok Islam. Terhadap tuduhan itu, Gatot membantah dan bilang Allan sudah tak waras.


Manuver Gatot lainnya yang menjadi perbincangan ialah aksi membacakan puisi karya Denny JA berjudul "Bukan Kami Punya" di acara Rapimnas Golkar. Tiap larik puisi itu dianggap sebagai sindiran terhadap pemerintahan Jokowi saat ini.

Sejumlah manuver itu bikin nama Gatot nge-hits di berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram. Jika mengetikkan kata kunci Gatot Nurmantyo, atau Panglima TNI, di jendela pencari Instagram misalnya, maka layar akan segera menampilkan berbagai poster atau meme, Gatot dalam berbagai ukuran. Ada yang menyandingkannya dengan Jokowi sebagai cawapres, ada juga yang memasangkannya dengan Prabowo. Juga sebagai cawapres. Tak sedikit juga yang membikin poster Gatot sebagai capres 2019.

Peneliti The Political Literacy Institute Adi Prayitno mengatakan, berbagai aksi Panglima tersebut tak lepas dari Pilpres 2019. "Panglima sepertinya ingin menjadi kandidat (Pemilu 2019)," kata Adi dalam keterangan yang diterima redaksi. Adi menyatakan, manuver Gatot mendapat banyak sorotan negatif, karena banyak yang menengarai Gatot memanfaatkan jabatannya untuk tujuan politis. "Tak berlebihan kiranya jika agresifitas Gatot ini dibaca sebagai upaya memoles citra untuk mendulang insentif elektoral di pilpres mendatang," kata Adi.

Bagaimana tanggapan Gatot? Dalam acara ILC TvOne November lalu, sang pembawa acara, Karni Ilyas pernah berkomentar bahwa Gatot cocok jadi presiden. Komentar itu disampaikan setelah Gatot memberikan pemaparan. Dalam kesempatan itu, Gatot menegaskan bahwa tak terpikirkan sedikit pun menjadi presiden. "Umur saya juga sudah 56 tahun, Pak Karni. Lebih baik saya menjadi tumbal melaksanakan tugas untuk menjaga kebhinekaan daripada saya menjadi presiden," tegas Gatot.

Dia pun menyatakan tak akan melawan perintah Jokowi yang juga Panglima Tertinggi. Kata dia, Jokowi sudah memerintahkannya untuk menjaga kebhinekatunggalikaan.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, sosok Gatot yang banyak dibincangkan ini menjadi fenomena menarik. Menurut dia, sepertinya sejarah akan berulang walaupun tidak sepenuhnya sama.

Sejarah itu adalah, bila PDIP sukses menaikkan kadernya menjad RI1, maka di pilpres berikutnya akan muncul penantang serius dari militer. "Ini terjadi saat Megawati head to head dengan SBY," kata Hendri, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Menurut Hendri, munculnya fenomena ini sebetulnya bagus bagi Indonesia, artinya Indonesia tidak kehabisan pemimpin. Soal capres yang digadang-gadang menjadi capres, Hendri yakin Jokowi sudah pernah bicara langsung dengan Gatot tentang hal ini. "Bahkan bukan tidak mungkin bila menelaah bintang terang Gatot, Jokowi meminta dia jadi pendamping dirinya di 2019," tuntasnya.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan sosok Gatot memang bisa menjadi sosok alternatif capres. Namun menurut dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Gatot untuk sampai ke sana. Yaitu: partai, modal finansial untuk bertarung, dan prestasi selama menjabat.

Pangi menyatakan, jika tiga hal itu terpenuhi, maka Gatot bisa diperhitungkan menjadi salah satu kandidat pada Pilpres 2019. Nantinya, kelebihan yang dimiliki Gatot dipublikasikan ke masyarakat.

"Kalau dia punya prestasi, partai, amunisi, dan hal yang bisa menjadi antitesis dari Presiden Jokowi, saya kira Gatot bisa diperhitungkan," tutur Pangi. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya