Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Agung Laksono menyerukan kepada seluruh unsur dan potensi bangsa, untuk responsif mendorong dan menjadi bagian dari kekuatan Nasional.
"Guna mewujudkan persatuan bangsa di atas landasan pilar-pilar kebangsaan yang secara ideologis mengikat kita sebagai kesatuan kebangsaan dari Sabang sampai Merauke," katanya dalam seminar bertema 'Memotret Nasionalisme Baru Indonesia' di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (14/6).
Mantan menko kesejahteraan rakyat itu menyebut bahwa tidak perlu khawatir tehadap adanya diskursus antara paham nasionalisme versus dimensi interaksi global.
"Karena Bung Karno sudah mengatakan bahwa Indonesia bukanlah ultra nasionalisme atau bukan jingo nasionaisme, tapi nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang hidup di dalam taman sarinya internasionaisme," jelas Agung.
Agung menuturkan, paham dasar dari nasionalisme Indonesia, intinya adalah paham kebangsaan Pancasila.
"Itu karena tidak ada pertentangan antara nasionalisme dengan interaksi-global, meainkan mensinergikan dan mendayagunakan-nya untuk kepentingan Nasional dan masyarakat Indonesia," ujarnya.
Mantan ketua DPR RI tersebut memberikan catatan dan rekomendasi kepada generasi baru bangsa, bahwa kecenderungan atau interaksi masyarakat global fakatanya memang tidak dapat dihindari.
"Generasi baru harus tetap menjaga jati diri kebangsaan, karena itu menjadi modal dasar untuk menjamin eksistensi dan kesinambungan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia," papar Agung.
Nasionalisme baru bagi Agung adalah sebuah nasionalisme yang dibangun sebagai hasi interaksi global dengan prinsip rasional dan terbuka, tapi tetap kokoh menjaga jati diri bangsa.
"Saya menyadari hal itu memang tidak mudah, tetapi kita punya banyak alternatif untuk tetap menjaga dan menjamin kokohnya bangsa dan negara yang besar ini dari aspek geografis, demografis, ideologis dan potensi sumber daya yang sangat besar sebagai modal nasional," bebernya.
Agung menambahkan, interaksi global saat ini menyebabkan pergeseran cara pandang atau mindset kehidupan kebangsaan. Oleh karenanya generasi bangsa harus menanamkan semangat kebangsaan patriotik yang nasionalistik, namun disisi lain harus adaptif terhadap perubahan dari luar.
"Sepanjang tidak menyentuh prinsip dasar yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Generasi muda harus menguatkan kecintaan terhadap pilar-pilar bangsa sebagai modal nasional dengan tingkat kapabilitas yang kuat mewadahi heterogenitas dan latar belakang yang berbeda-beda," pungkasnya.
[wah]