Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin, mengakui meski mayoritas penduduk Indonesia adalah orang beragama tetapi masih ada yang lemah dalam pemahaman agama.
"Ada yang memahami agama secara keliru," ungkapnya di hadapan ratusan santri Pesantren Khusus Yatim As Syafi'iyah, Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, (Jumat, 9/6).
Akibat dari pemahaman agama yang lemah dan keliru, masyarakat mudah terjerat paham radikalisme.
"Inilah yang bisa memecah persatuan," katanya.
Ditegaskannya lagi bahwa Republik Indonesia didirikan untuk semua golongan, bukan untuk satu kelompok.
"Untuk itu, sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan persatuan," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Mahyudin juga menjelaskan mengapa Sosialisasi Empat Pilar MPR perlu diberikan kepada berbagai kalangan masyarakat. Dia ceritakan, pada masa Presiden Soeharto ada lembaga yang bertugas mensosialisasikan Pancasila. Lembaga itu disebut BP7.
Dalam perjalanan waktu memasuki era reformasi, lembaga tersebut dibubarkan. Dalam perjalanan waktu pula, bangsa Indonesia menyadari kemunculan berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan Pancasila.
"Rupanya kita butuh Pancasila. Dari situ, MPR berinisiatif untuk mensosialisasikan Empat Pilar ke tengah-tengah masyarakat," tutupnya.
[ald]