Berita

Ryaas Rasyid/Net

Publika

Refleksi 1 Juni

JUMAT, 02 JUNI 2017 | 01:14 WIB

HARI ini 1 juni 2017 diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Ramailah diskusi, perdebatan, pemujaan, dan kritik terhadap sakralisasi hari ini. Tapi sekadar warning jangan Pancasila terus-terus dipelihara sekadar sebagai mantra, ritual, dan retorika belaka.

Dalam kenyataan apakah Pancasila sudah hadir melalui semua kebijakan negara? Apakah sudah hadir di kantor-kantor polisi, di kejaksaan, pengadilan, pemerintah lainnya dan di pasar-pasar? Kalau ada seseorang setengah gila bertanya di mana saya bisa lihat dan bertemu Pancasila, tersediakah rujukan hidup bangsa kita yang dapat diobservasi?

Yang paling saya cemaskan tentang kehidupan bangsa kita saat ini adalah semakin nyatanya perbedaan dan jurang antara kata dan perbuatan. Hilangnya daya genggam masyarakat terhadap setiap janji para pemimpin, sulitnya menemukan sebutir keadilan sosial di tengah lautan kehidupan yang luas dan carut marut.


Fenomena kemunafikan semakin mencengkeram daya persepsi kita dalam melihat masa depan. Kemunafikan cenderung menjadi gaya hidup. Kebohongan dan ingkar janji menjadi seni kepemimpinan sehingga banyak awam yang alami disorientasi, halusinasi, dan terjebak dalam ilusi seolah olah tak ada masalah sama sekali.

Mereka bahkan terperangkap kemusyrikan halus ketika pemujaan pada pemimpin munafik menjadi kebanggaan warga negara.

Sekarang tiba-tiba para penjahat ekonomi terserang penyakit jiwa berat dengan slogan membela Bhinneka Tunggal Ika, NKRI harga mati, rela mati untuk Pancasila. Para patriot mendadak atau mendadak patriot ini lupa bagaimana kaum pribumi didiskriminasi dan dilecehkan di tempat tempat kerja mereka di lingkungan perusahaan para patriot mendadak itu.

Celakanya jaringan pers milik mereka mendramatisir slogan-slogan kosong itu seraya menyudutkan dan mengecilkan teriakan mayoritas rakyat yang nyata-nyata mengalami akibat dari kepincangan sosial ekonomi produk negara ini.

Ketidakadilan sosial adalah produk dari sistem. Bukan hasil proses alamiah dan pasti bukan takdir. Itu adalah produk sistem negara.

Maka, secara moral negara tidak punya lagi basis moral untuk memaksa rakyat tunduk pada kebijakan yang terbukti sudah gagal menghadirkan keadilan dan kesejahteraan.

Masyarakat adil dan makmur semakin jauh menghilang dalam angan-angan masyarakat pada lapisan bawah. Dalam mimpi pun sudah tak pernah hadir. Di antara mereka ada yang menganggap M A M itu adanya di akhirat, di bawah pemerintahan langsung oleh Allah SWT. Bukan di sini. Dan tak akan pernah hadir di NKRI harga mati ini, setidaknya dalam masa yang bisa kita prediksikan. Wallahu alam. [***]

Prof. Ryaas Rasyid

Penulis adalah pakar tata negara, yang juga mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada Kabinet Persatuan Nasional

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya