Menguji kembali ideologi Pancasila merupakan kerjaan yang sia-sia. Pancasila telah teruji melindungi segala perbedaan yang ada di tengah masyarakat Indonesia dan itu telah terbukti dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Dengan menjadi dasar negara, Pancasila akan tumbuhkembang dalam lintas generasi bangsa sebagai dasar pemikiran, sikap, perkataan dan perbuatan dalam merawat kehidupan damai Indonesia.
Demikian disampaikan Koordinator Forum Lintas Iman (FLI) Gunung Kidul Aminudin Aziz saat Sarasehan Kebangsaan Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (1/6).
"Oleh karena itu, untuk menghilangkan keragu-raguan atas ideologi Pancasila, masyarakat Gunung Kidul, Yogyakarta menghidupkan lagi budaya “sapa aruh†(Saling Menyapa) untuk meningkatkan kepedulian antar warga masyarakat tanpa harus mempersoalkan perbedaan," kata Aziz.
Budaya ini kata dia diharapkan dapat menghilangkan sekat-sekat solidaritas yang selama ini terhambat oleh pemikiran sempit warga masyarakat atas isu perbedaan keyakinan.
“Peringatan hari lahir Pancasila menjadi momentum pentingnya hidup bernegara anak bangsa yang akhir-akhir mulai kendor karena masifnya gerakan rasis dan intolera. Akhir-akhir ini kehidupan bangsa kita menjadi terkoyak dengan munculnya gerakan rasis dan intoleran yang merusak tatanan persatuan nasional. Kami ingin melalui kegiatan ini dapat memperkokoh kembali semangat persaudaraan dan persatuan," jelasnya.
Aziz juga mengingatkan, keberagaman yang ada ditengah masyarakat seharusnya tidak menjadi potensi perpecahan, tetapi justru sebagai kekayaaan dam kekuatan besar bagi Indonesia yang harus dirawat setiap generasi. FLI mengajak semua pihak meneguhkan kembali Pancasila sebagai dasar berkehidupan bersama di Indonesia.
“Meragukan dan menguji Pancasila hanya akan menjadi kerjaan yang hanya sia-sia. 1 Juni 1945 sudah selesai mendebatkan Pancasila. Tentu yang tidak sepakat pancasila boleh kabur dan silahkan meninggalkan Indonesia," tandas tokoh muda NU itu.
Pancasila kata Aziz sudah final sebagai rumusan dalam mengikat segala bentuk perbedaan yang ada, baik suku, golongan dan adat budaya, maupun perbedaan agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
Sejak Soekarno dan para pendiri bangsa meyakini Pancasila dengan rumusan lima sila sebagai pokok dasar memulai negara ini, Aziz menekankan tidak ada alasan bagi pemerintah pusat dan daerah memberi ruang gerak kelompok yang ingin mencoba-coba ideologi baru dan merongrong Pancasila.
"Lahirnya Pancasila membuktikan Indonesia ini tidak dibangun azaz tunggal agama atau kepercayaan tertentu. Tetapi Indonesia dibangun justru atas azaz perbedaan dan keberagaman yang menjadi satu kekutan. Jadi Pancasila sudah selesai untuk diperdebatkan sejak 1 Juni 1945. Ini perlu ditanamkan pada generasi muda," tandas Aziz.
[san]