Berita

YLBHI/net

Hukum

YLBHI : Aksi Persekusi Ini Seperti Kasus Dukun Santet, Tapi Versi Digital

KAMIS, 01 JUNI 2017 | 17:40 WIB | LAPORAN:

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI) mendesak Kepolisian untuk menyelidiki aktor utama penggerak aksi persekusi.

Ketua YLBHI Asfinawati menilai, dalam melancarkan aksi presekusi ada pola yang dilakukan. Pasalnya aksi tersebut dilakukan secara sistematis dan terorganisir. Menurutnya, jika pihak Kepolisian hanya menangkap pelaku dilapangan, aksi persekusi ini akan tetap berjalan.

"Yang harusnya dikejar bukan hanya pelaku dilapangan seperti pembajak akun dan mem-viralkan lagi status orang dan mem-framing berbeda dari postingan orang lain. Tetapi siapa sebenarnya yang berada di balik ini. Siapa yang menjadi tokoh penggerak mesin ini. Kan tidak mungkin kalau kita lihat mereka bisa melakukan tindakan yang sangat cepat luas dalam waktu yang sangat singkat," ungkap Asfinawati saat ditemui dikantornya, jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (1/6).


Lebih lanjut Asfinawati menilai kasus siar kebencian yang menyudutkan pihak tertentu bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Salah satunya yang terjadi di Banyuwangi pada tahun 1998. Kala itu, Massa memburu orang yang diduga melakukan praktik ilmu hitam alias dukun santet. Korban dari siar kebencian itu menyasar kepada tokoh masyarakat, ulama. Namun hingga saat ini motif pasti dari peristiwa ini masih belum jelas.

"Tidak penting, apakah dia dukun santet atau bukan, sama seperti ini, apakah orangnya itu menghina ulama atau agama betulan atau tidak, yang penting ada persepsi publik yang ditanamkan bahwa telah terjadi itu. (Aksi Persekusi) ini seperti dukun santet, tapi dalam era digital saja," ujarnya.

Lebih lanjut, Asfinawati juga meminta masyarakat agar bisa menahan diri untuk ikut melakukan siar kebencian. Ia mengingatkan bahwa perbedaan pendapat merupakan pendewasaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Disamping itu, konstitusi Indonesia juga menjamin setiap warga negara dalam mengutarakan pendapat. Hal ini jugalah yang menjadi dorongan agar negara mengambil sikap tegas dengan menggelar investigasi guna membongkar siapa aktor perancang mesin Persikusi.

"Kalau ini didiamkan saja, kami yakin sekali akan ada pola mengerikan. Seruan kami ini jangan dianggap sepele tapi harus didalami," demikian Asfinawati.[san]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya