Berita

Ahmad Riduan Hasibuan/Net

Politik

Aktivis Muda NU: Jangan Teriakkan Takbir Untuk Pertumpahan Darah

RABU, 31 MEI 2017 | 14:34 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pemuda Islam Indonesia harus pancasilais karena sejatinya semangat itu akan menjadi energi positif bagi bangsa.

"Bukan malah menjadikan perbedaan sebagai ruang untuk saling membenci," kata aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Riduan Hasibuan, Rabu (31/5).

Riduan sangat menyayangkan bom bunuh diri di Kampung Melayu tempo hari yang menurutnya sangat tidak pancasilais. Bom bunuh tersebut menyebabkan polisi dan warga menjadi korban.


"Anak muda Islam Indonesia jangan meneriakkan takbir "Allahu Akbar" untuk menumpahkan darah saudara sebangsanya karena berbeda, atau untuk perubahan asas negara dari Pancasila menjadi khilafah," ungkapnya.

Sebaliknya, lanjut dia, pekikan takbir adalah semangat membangun bangsa, memperjuangkan Pancasila sebagai konsensus bernegara seperti yang dilakukan para pejuang terdahulu, termasuk para santri yang syahid demi negara.

"Tidak syahid kalau mati bom bunuh diri dan membuat teror. Tidak syahid kalau mau menumpahkan darah untuk merubah asas bangsa. Yang syahid dan jihad masa kini adalah menjaga persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa, mengisi kemerdekaan dengan prestasi membanggakan, mengawal hukum berjalan dengan baik, membantu negara dalam memperkecil kesenjangan ekonomi sosial. Itulah tugas pemuda Islam Indonesia," papar Riduan.

Oleh sebab itu, tambah mantan Bendahara Umum PB PMII ini, anak muda Islam Indonesia harus pancasilais. Kalau ada yang teriak khilafah mereka hanya sedang lupa kalau mereka bisa teriak itu hanya di negara demokrasi Pancasila.

"Maka mari jaga semangat kebangsaan kita. Jaga semangat keislaman rahmatan lil 'alamin kita. Jaga Pancasila kita," tukas Riduan. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya