Berita

Foto/Net

Nusantara

Polri Harus Kejar Gembong Pengoplos BBM Terbesar Di Lampung

RABU, 31 MEI 2017 | 11:39 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Mabes Polri diapresiasi atas keberhasilan penggerebekan terkait penimbunan dan pengoplosan Bahan Bakar Minya (BBM) di Panjang, Kota Bandar Lampung, Lampung, Selasa malam (30/5).

Demikian disampaikan Ketua Bidang SPBU DPD I Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Lampung, Doni Irawan, Rabu (31/5).

Pihaknya berharap gembong mafia penimbunan dan pengoplosan BBM yang terbesar di Lampung itu, jangan sampai lolos lagi.


Menurut Doni, Hiswana Migas Lampung sudah dua tahun ini mendengus adanya praktek ilegal penimbunan dan pengoplosan BBM. Bahkan, pihaknya menduga gembongnya adalah Sinaga.

"Dia selalu lolos karena memakai tangan orang lain," kata dia yang turun melihat lokasi penangkapan.

Menurut Doni, tempat yang digerebek merupakan lokasi penimbunan dan pengoplosan terbesar di Lampung.

"Sudah berkali-kali, dua tahun terakhir ini, kami meminta pemiliknya, diduga bernama Sinaga, diproses, jangan sampai lolos lagi," katanya.

Penggerebekan ini sudah kesekian kali. Tapi pemiliknya selalu lolos dan tetap menimbun dan pengoplos BBM.

"Sudah berkali-kali dimuat dalam berita nasional, namun tetap saja selalu bebas dan terus melakukan penimbunan dan pengoplosan BBM," sebut Doni yang juga ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Lampung.

Tim dari Mabes Polri dikerahkan ke Lampung untuk menggerebek sebuah gudang yang ditengarai sebagai tempat pengoplosan BBM. Hasilnya, ditemukan 24.000 liter BBM oplosan Pertalite dan Pertamax. Gudang pengoplosan itu terletak di Jalan Soekarno-Hatta (Bypass) Panjang, Bandar Lampung. Di sana ditemukan juga satu truk tangki, dan satu mobil L300.

Namun belum diketahui identitas pemilik gudang itu tetapi polisi telah menangkap tiga orang yang berada di sana. Dua orang sebagai sopir dan seorang kernet truk. Serta barang bukti mobil tangki BBM. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya