PT Jasa Marga (Persero) Tbk meminta masyarakat mewaspadai tiga titik kemacetan di ruas tol Jabodetabek yang menjadi jalur utama arus mudik Lebaran 2017. Tiga titik tersebut merupakan ruas utama jalur keluar-masuk wilayah Jabodetabek.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, tiga titik kritis kemacetan ada di ruas tol Jakarta-Cikampek, ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) dan Jakarta-Tangerang.
"Untuk Jagorawi biasa diguÂnakan untuk jalur liburan, ruas Jakarta-Tangerang rata-rata pengguna adalah yang mengÂgunakan jasa penyeberangan ke arah pelabuhan Merak menuju Sumatera. Kemudian ruas JakarÂta-Cikampek merupakan jalur utama untuk keluar dari Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa TenÂgah dan Jawa Timur," kata Desi di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin.
Dilanjutkannya, dari ketiga ruas tersebut, paling padat diperÂkirakan akan berada di ruas tol Jakarta-Cikampek. Pasalnya di tol tersebut, saat ini tengah berÂlangsung beberapa proyek, muÂlai dari proyek Light Rail Transit (LRT), Kereta Cepat dan Jalan Tol Cikampek 2 Eleveted.
Desi mengimbau masyarakat untuk tidak melewati daerah Cikunir menuju ruas Jakarta-Cikampek, sebab daerah terseÂbut banyak pekerjaan umum sepanjang jalan seperti LRT dan pelebaran.
"Kemungkinan belum dapat dibereskan hingga waktu mudik tiba sehingga peluang macet cukup besar. Kita sarankan lewat akses lain menuju tol Jakarta-Cikampek," ujarnya.
Sementara untuk ruas tol Jagorawi, diperkirakan kepadaÂtan akan terjadi saat libur LebaÂran. Itu karena kendaraan yang melalui jalur ini akan didominasi oleh para wisatawan yang ingin ke Puncak, Bogor.
"Sedangkan di tol Jakarta-Tangerang tidak akan separah ruas Jakarta-Cikampek dan Jagorawi. Ini karena mayoritas pemudik yang akan melalui tol ini adalah pengguna kapal peÂnyeberangan melalui Pelabuhan Merak. Dengan demikian ada keterbatasan," tegas Desi.
Untuk menghindari kemacetan parah di ketiga ruas tol tersebut, Desi meminta masyarakat yang akan mudik menggunakan jalan tol, harus bijak menggunakan jalan.
"Kita akan informasikan konÂdisi jalan tol secara berkala. Kalau kondisinya sudah macet parah, bisa pilih jalan alternatif lain," kata Desi.
Jasa Marga, lanjutnya, juga berkoordinasi dengan Korlantas, Dinas Perhubungan dan pihak terkait untuk memastikan kelanÂcaran mudik Lebaran tahun ini.
"Jasa Marga juga telah meÂnyediakan "parking bay" atau shelter tempat parkir untuk mobil pribadi di sepanjang jalur mudik yang berfungsi sebagai pengganti "rest area" di sepanÂjang jalan tol," ujarnya.
Dalam "parking bay" ini akan terdapat mushola, toilet dan lokasi parkir, jadi bukan seperti rest area yang memiliki banyak fasilitas, diharapkan dengan adanya fasiliÂtas tersebut dapat meminimalisasi kepadatan di rest area yang seÂlama ini terjadi saat mudik.
Perlu Terobosan
Pemerintah dinilai perlu melakukan terobosan guna meningkatkan jumlah pemudik yang menggunakan transportasi umum untuk menekan angka kecelakaan masa mudik Lebaran.
Menurut pengamat transportaÂsi Djoko Setijawarno, peningkaÂtan pemudik transportasi umum perlu dilakukan pada kapal laut, kereta api, dan bus.
Menurutnya, penambahan gerbong kereta bisa ditingkatkan menjadi 30 gerbong dalam satu rangkaian kereta yang ditarik lokomotif. Di samping itu, juga harus menyiapkan beberapa stasiun singgah untuk memperÂpanjang emplasemen.
Peminat transportasi bus juga bisa ditambah dengan menata kondisi terminal agar senyaman bandara dan stasiun kereta, serta memperbaiki kondisi sarana angkutan umumnya.
"Kapal laut harus digunakan lagi untuk membawa pemudik, terutama yang sepeda motor dan mudik sepeda motor gratis. Melarang dan mengimbau peÂmudik sepeda motor tidak akan selesaikan masalah. Akan tetapi kebijakan sepeda motor yang keÂbablasanlah yang harus ditinjau ulang," kata Djoko.
Selain itu, menurut Djoko, pemerintah daerah juga harus memberikan layanan transÂportasi umum yang layak dan menjangkau sejumlah lokasi terÂmasuk tempat wisata. Salah satu alasan pemudik menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan untuk mobilitas saat di kampung halaman.
"Kepala daerah harus ditarget kapan menyediakan transportasi umum yang nyaman. Termasuk menyediakan transportasi terÂintegrasi dan lanjutan yang aman dan nyaman. Tidak ada lagi angÂkutan plat hitam yang mahal dan tidak nyaman di simpul-simpul transportasi," jelas Djoko.
Senada, Pengamat TransporÂtasi Darmaningtyas juga meÂnilai, solusi terbaik menghindari macet yang semakin parah saat lebaran adalah dengan memÂberdayakan transportasi umum. Syaratnya, transportasi umum di daerah turut diperbaharui, sehingga tidak ada keraguan bagi masyarakat menggunakan.
"Solusi perbanyak transporÂtasi umum yang baik. Misal untuk di daerah disediakan angkutan umum yang layak. Seperti misal bis jarak jauh kan banyak yang nganggur biasanya, ya dimanfaatkan saja," ujar DarÂmaningtyas. ***