Berita

Pertahanan

BOM KAMPUNG MELAYU

PGI: Peristiwa Ini Tak Lepas Dari Negara Yang Terlalu Abai

KAMIS, 25 MEI 2017 | 15:01 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyatakan sikap atas Teror Bom Kampung Melayu. Menurut PGI, teror itu menambah panjang daftar teror bom yang dilakukan menjelang hari raya keagamaan.

Demikian bunyi pernyataan sikap PGI yang disampaikan Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow, Kamis (25/5). Memang, teror bom Kampung Melayu terjadi di malam ketika umat Kristen sedang mempersiapkan perayaan Kenaikan Yesus Kristus dan juga mendekati bulan suci Ramadhan umat Islam.

Bagi PGI, teror bom menjelang hari suci keagamaan adalah sebuah ironi. Ketika umat beragama sedang mendamaikan dan menyucikan hati menyambut hari suci keagamaan, pada saat yang sama juga ada orang yang anti damai dan menyebar ketakutan di masyarakat.

"PGI menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban. Kiranya Tuhan memberi kekuatan bagi segenap keluarga yang ditinggalkan dalam menghadapi masa-masa sulit ini," tulis Jeirry.

PGI menduga bom bunuh diri Kampung Melayu merupakan bagian dari rangkaian teror bom dan berbagai bentuk kekerasan lainnya yang terjadi selama ini. Sekaligus cermin dari keseharian publik yang banal, di mana simbol-simbol agama telah dibajak oleh nafsu dan amarah.

"Selama pendekatan keagamaan kita berkutat pada suara keras, otot dan kekerasan, jumlah penganut, memaksakan kehendak seraya menegasikan mereka yang berbeda paham dan pandangan dengan kita, maka peradaban kita akan makin hancur," lanjut PGI.

Padahal, sejatinya semua agama mengajarkan damai, kasih dan kemanusiaan. Namun akhir-akhir ini makin banyak orang menjadikan agama sebagai penyalur kebencian, kekerasan dan penganiayaan.

Dalam kaitan inilah PGI mengimbau seluruh umat beragama untuk kembali kepada esensi hidup beragama, yakni membangun persudaraan sejati di mana kemanusiaan dan keadaban menjadi pijakan bersama di tengah keragaman budaya, agama dan kepentingan.

Di sisi lain, peristiwa ini juga tidak bisa dilepaskan dari abainya negara selama belasan tahun belakangan ini atas berkembangnya paham-paham radikalisme dan aksi-aksi intoleransi. Negara terlalu abai dengan munculnya ujaran-ujaran kebencian di ruang publik.

"Selama belasan tahun, negara bahkan terkesan memfasilitasi bertumbuhnya kelompok-kelompok yang mengedepankan kekerasan dan pembunuhan atas nama agama," demikian PGI. [ald]

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

KPK Harus Serius Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi

Jumat, 20 September 2024 | 15:05

UPDATE

Aset Pegadaian Moncer Terus, Akhir Tahun Diprediksi Bisa Tembus Rp100 Triliun

Senin, 30 September 2024 | 07:59

Janji Ridwan Kamil-Suswono, Wujudkan Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Ekonomi Wisata

Senin, 30 September 2024 | 07:44

Buku Baru Admiral Rosihan Arsyad

Senin, 30 September 2024 | 07:43

Balas Rudal Houthi, Puluhan Jet Israel Bombardir Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:35

Praktisi Hukum: Integritas Kejagung Makin Bobrok!

Senin, 30 September 2024 | 07:21

Stimulus Tidak Cukup, Aliran Dana Asing ke China hanya Sementara

Senin, 30 September 2024 | 07:19

Bikin Bangga, Tiga Anak Hebat Ini Lestarikan Seni Budaya Daerah

Senin, 30 September 2024 | 07:01

Bukan Cuma Lebanon, Israel juga Tingkatkan Serangan ke Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:00

Kapolri Didesak Usut Aktor Utama Kericuhan Diskusi Diaspora

Senin, 30 September 2024 | 06:21

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Baznas Optimalkan Peran Mustahik

Senin, 30 September 2024 | 06:04

Selengkapnya