Berita

Pro Ahok/Net

Politik

Pembiaran Aksi Anarkis Dan Kalah Melawan Aksi Pro Ahok, Kapolri Dan Kapolda Perlu Diganti Segera

RABU, 10 MEI 2017 | 10:00 WIB | OLEH: TEUKU GANDAWAN

PADA zaman dahulu kala ada seorang tahanan yang bernama Gayus Tambunan yang bisa berkelana hingga kemana-mana sekena hatinya walau statusnya seorang tahanan. Dimanakah dia ditahan? Di Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian Republik Indonesia (Rutan Mako Brimob Kelapa Dua), Depok.

Karena kasus tersebut Kepala Rutan terkait diberhentikan dari kepolisian, dipecat dari jabatan dan dipenjarakan atas perbuatannya. Apakah keadaan di Rutan Mako Brimob sudah berubah saat ini? Harusnya demikian dan semoga demikian.

Hari ini entah karena faktor ketidakamanan yang diciptakan atau memang murni karena hal tersebut, terpidana kasus penistaan agama Basuki T. Purnama (Ahok) dengan vonis 2 tahun yang baru saja dibawa ke Rutan Cipinang kemarin siang dipindahkan ke Rutan Mako Brimob Kelapa Dua pada dini hari. Alasan resmi yang disampaikan adalah alasan keamanan Rutan Cipinang yang tidak kondusif akibat adanya sekelompok kecil pendukung Ahok yang berperilaku anarkis yang terus berteriak-teriak serta menuntut bebaskan Ahok.

Permintaan pihak Rutan Cipinang agar Ahok dipindah agar rutan mereka kondusif, tentu saja sebuah kewajaran. Ada ratusan, mungkin ribu tahanan dalam Rutan Cipinang dan Lapas Cipinang. Tentu sangat beresiko jika sistem keamanan rutan seperti pintu dan akses keluar masuk ruang tahanan dalam posisi tidak cukup aman untuk mencegah semua tahanan melarikan diri.

Yang konyol luar biasa, bahkan patut dimintakan konsekuensi penghentian jabatan bagi Kapolda dan Kapolri adalah pembiaran aksi anarkis oleh massa pro Ahok meneror Rutan Cipinang. Alih-alih membubarkan aksi yang bahkan pemberitahuan aksinya saja tidak ada, aparat kepolisian malah hanya diinstruksikan berjaga-jaga saja menunggu hingga aksi berakhir. Siapa yang bertanggungjawab? Jelas Kapolri dan Kapolda.

Kita jadi bertanya-tanya, kenapa kepada Aksi Bela Islam yang notabene adalah Aksi Damai, aparat kepolisian sangat tegas diinstruksikan bekerja sesuai dengan SOP. Sedangkan kepada aksi anarkis pro Ahok kemarin instruksi yang terjadi adalah pembiaran aksi melewati batas waktu pukul 18.00? Bahkan massa aksi bubar sendiri dinihari setelah Ahok dipindah. Kenapa aparat kepolisian tidak segera membubarkannya? Bagaimana mungkin massa berjumlah ratusan orang dengan modal teriakan, makian, hujatan dibiarkan saja oleh aparat kepolisian?

Kenapa aparat kepolisian menunggu hingga pihak Rutan Cipinang merasa tidak aman? Mengapa begitu sigap Rutan Mako Brimob menerima permintaan dari Rutan Cipinang? Kenapa bukan demonstran yang berjumlah alakadarnya dipukul mundur? Sudah begitu burukkah nyali dan kualitas pasukan pengendalian massa? Tentu tidak. Ini masalah instruksi atasan. Sepanjang instruksinya biarkan, maka pasti akan terjadi pembiaran. Kalau instruksinya bubarkan, pasti segera dibubarkan aparat lapangan.

Tak ada pilihan lain saat ini. Presiden Jokowi harusnya menegur dengan keras kegagalan Kapolri dan Kapolda mengamankan situasi seputar Rutan Cipinang. Bagaimana bisa Kapolri dan Kapolda tidak memberi instruksi membubarkan massa aksi anarkis dan memilih untuk mengalah.

Tadi malam, negara telah kalah menegakkan hukum. Ini jelas kinerja luar biasa buruk. Rutan Cipinang yang berada di ibukota negara bisa dan berhasil diintimidasi oleh kelompok aksi anarkis bermodal teriakan dan makian dengan jumlah cuma ratusan orang. Pada saat yang sama aparat kepolisian hanya bisa dan hanya berkenan menjadi penonton.

Penulis adalah Direktur #StrategiIndonesia, Alumni ITB, Mantan Aktivis Mahasiswa, dan Pemerhati Politik Nasional.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

KPK Ngeles Soal Periksa Keluarga Jokowi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:34

Indonesia Tak Boleh Terus Gelap!

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:33

Kepada Ketua DPRD, Tagana Kota Bogor Sampaikan Kebutuhan Ambulans

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:20

Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret Perlu Dikenakan Sanksi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:19

DPP Golkar Didesak Batalkan SK Pengangkatan Ketua DPRD Binjai

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:15

Tantangan Anak Muda Bukan Hanya Cita-cita, Tetapi Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:02

Bareskrim Ungkap Jaringan Judol Internasional Beromzet Ratusan Miliar

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:54

HIPMI Yakin Kaltara Bisa Maju di Bawah Kepemimpinan Zainal-Ingkong

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:49

Nusron Pecat 6 Pegawai Pertanahan Bekasi

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:44

GAK LPT Desak Presiden Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:32

Selengkapnya