Berita

Politik

Pembubaran HTI Mengindikasikan Jokowi Mau Kembali Ke Rezim Otoriter

RABU, 10 MEI 2017 | 06:48 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Keputusan Pemerintah akan mengajukan tuntutan pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ke pengadilan disayangkan di tengah suasana masyarakat yang rawan retak dan pecah dinilai tidak tepat.

Menurut Juru Bicara Masyarakat Harmoni untuk Keadilan (MHI), Fuad Adnan, meski baru sekadar rencana, kebijakan tersebut telah membuat guncangan di dalam maayarakat. Keretakan di dalam masyarakat akan tidak terhindari.

Dia mengatakan usaha untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan stabil, akan tersandung dengan isu pembubaran ormas yang diprakarsai langsung oleh pemerintah.


"Pemerintah tampak tidak profesional dalam menciptakan harmoni dan stabilitas di masyarakat," jelas Fuad pagi ini.

MHI juga mengindikasikan gelagat pemerintah yang ingin mengulang praktik represif dan otoriter yang pernah berlangsung di rezim Orde Lama dan Orde Baru.

Mengulang praktik otoratianisme akan memancing reaksi balik dari masyarakat yang dirugikan sehingga cepat atau lambat akan merugikan semua masyarakat.

"MHI jelas menentang setiap gejala otoritarianisme karena akan menggagalkan promosi hidup harmoni dan tenang," tegas Fuad.

Karena itu, Ketua MHI, Syahrul Efendi Dasopang, menyerukan agar setiap pihak menahan diri dan cooling down.

"Kami juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat jangan mau terjerumus dalam konflik yang tak terduga akibat provokasi rencana pembubaran HTI ini," imbaunya..

"Kepada tokoh-tokoh masyarakat yang berada di pihak pemerintah, kami harap jangan mengumbar pernyataan yang memancing amarah dan kekeruhan. Sebab kini nasib bangsa tengah diuji dan dipertaruhkan," tandasnya. [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya