SELEPAS sholat Jumat siang tadi di Masjid Istiqlal, panas terik sesaat berganti suasana sejuk menghantar start peserta long march Bela Islam menuju ke Gedung eks Pengadilan Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada Jakpus.
Tidak ada tergambar kepentingan pilkada. Hanya satu fokus tuntutan yakni menyampaikan petisi kepada hakim Indonesia untuk menjatuhkan vonis penjara kepada ahok si penista agama seberat-beratnya.
Peserta meriah meski tidak dihadiri sang imam umat. Penuh anak muda yang masih polos dan suci, bersemangat dan militan, dijaga pasukan Brimod brondong yang berjejer berdiri ditepian sepanjang trotoar jalan.
Komandante ustad Sobri Lubis dari mobil komando induk terus menggelorakan semangat dengan orasi-orasinya yang menggetarkan sukma dan sanubari. Point-poin kesan orasinya sepenangkapan saya diantaranya:
"Silakan mereka berdagang dan mencari untung di negeri ini, tetapi jangan merasa pongah mengatur-atur negara Indonesia. Merasa telah membeli hukum dan kekuasaan.berbuat semaunya. Jika tindakan mereka sudah merongrong kedaulatan negara dan bangsa, maka rakyat harus tidak tinggal diam. Bangkit dan wajib melawan."
"Kita tidak memusuhi polisi dan tentara. Mereka adalah ksatria pengawal keamanan negara. Kita juga tidak memusuhi warga keturunan. Selama ini kita hidup rukun damai dengan berbagai suku, etnis dan agama. Kita hanya menuntut keadilan ditegakkan. Penista agama divonis seberat-beratnya. Sebagaimana berkaca pada yurisprudensi atas penjatuhan vonis terhadap pelaku penista agama lainnya eperti Aswendo, Lia Eden" ujar Ust Sobri lantang. Suaranya memantul di dinding dinding tokoh dan kantor yang dilewati.
"Ahok adalah PKI," tegas Ustd. Sobri. Tidak hanya Islam, agama Kristen pun ia lecehkan. Ini ciri-ciri komunis tulen. Memusuhi agama ada dalam diri Ahok.
Rehat sejenak. Penulis mau menyampaikan bahwa perubahan adalah keniscayaan Revolusi merayap jalan penderitaan sekaligus kemenangan. Tidak boleh berhenti. Tak ada kata kenal menyerah dsn pntang putus asa. Karena kita pasti menggapainya.
Akhir tulisan saya mau menutup dengan bait lagu dinyanyikan komandante Ustd. Sobri. Hymne membuat terharu dan terus mengikrarkan perjuangan.
Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela..
[***]
Martimus Amin Peserta Aksi Longmarch 28/4