Berita

Novel Baswedan

Hukum

Komnas HAM Didesak Turut Pro Aktif Ungkap kasus Penyerangan Novel

KAMIS, 27 APRIL 2017 | 13:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai ada banyak keganjilan dalam penanganan kasus penyerangan Novel Baswedan.

Terbukti, tiga pekan setelah aksi penyiraman air keras ke wajah penyidik senior KPK tersebut, tapi sampai saat ini belum juga menunjukkan perkembangan yang terang.

"Padahal, bila melihat kemampuan Polisi melalui Densus 88 mengejar dan mengungkap detail kasus terorisme, agaknya ini termasuk pengungkapan yang sangat lambat," jelas Dahnil dalam pesan singkat siang ini.


Karena itu, dia menegaskan, dibutuhkan keterlibatan lembaga lain dalam menangkap pelaku dan mengungkap aksi sadis tersebut.

Pelibatan lembaga lain penting karena menurutnya karena kasus tersebut terang bukan tindak kriminal murni.

"Kami mendesak Komnas HAM melakukan inisiasi untuk membentuk tim pencari fakta. Karena terang apa yang terjadi pada Novel, adalah pelanggaran HAM dan teror terhadap hak hidup. Maka, Komnas HAM harus aktif terlibat dalam kasus ini," tandasnya.

Sebelumnya sejumlah pihak juga mendesak agar dibentuk TPF untuk mengungkap insiden yang terjadi pada 11 April 2017 lalu.

Namun, tak sedikit pula yang menolak. Salah satunya, Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Kita percayakan saja kepada kepolisian. Saya yakin polisi itu serius, kan Novel juga ada bekas polisi," jelas JK.

Sejumlah pihak juga sudah mendesak agar dibentuk  TPF untuk mengungkap insiden yang terjadi pada 11 April 2017 lalu. Namun, tak sedikit pula yang menolak. Salah satunya, Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Kita percayakan saja kepada kepolisian. Saya yakin polisi itu serius, kan Novel juga ada bekas polisi," jelas JK.

Yang terbaru pengusutan kasus tersebut, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan menjelaskan bahwa insiden penyiraman air keras itu diduga sudah direncanakan lama. Bahkan, pelaku sudah menggambarkan Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebelum mengeksekusi Novel.

Hal ini terungkap dari rekaman CCTV yang memperlihatkan gerak-gerik pelaku yang beraksi cukup cepat. "Jadi, memang (TKP) sudah lama digambar pelaku. Mulai dari kebiasaan korban dan kegiatan sehari-harinya," ucapnya.

Pihaknya kemarin sempat mengamankan dua orang. Namun ternyata mereka adalah informan dari Subdit Ranmor. Apalagi, ada informasi terkait keduanya yang tidak sengaja terfoto oleh warga.  [zul]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya