Serangan teroris yang membunuh seorang polisi di Paris pada Kamis malam lalu akan menguntungkan pencalonan kandidat presiden dari kubu nasionalis kanan, Marine Le Pen.
Serangan itu terjadi Kamis malam (20/4), tiga hari menjelang putaran pertama Pemilihan Presiden Perancis yang akan digelar pada Minggu besok (23/4).
Aparat keamanan Paris menembak mati pelaku, yang diklaim oleh kelompok teroris ISIS sebagai salah satu pejuangnya, setelah sebelumnya ia menembak mati seorang polisi Perancis dan melukai dua orang lainnya di Champs Elysees Paris
Penembakan itu mendorong tensi keamanan nasional ke level paling tinggi, apalagi Perancis akan melaksanakan agenda politik yang sangat besar pada Minggu besok.
Marine Le Pen adalah kandidat yang menjanjikan kontrol lebih ketat di sektor imigrasi dan penjagaan perbatasan yang lebih ketat untuk mengalahkan "teroris Islam".
Le Pen, dipandang sebagai tokoh yang paling tegas dalam hal keamanan nasional jika dibandingkan tiga kandidat terkuat lainnya. Ia meminta Perancis untuk segera merebut kembali kendali perbatasan dari Uni Eropa dan mendeportasi semua warga asing yang dicurigai terlibat terorisme.
Setelah serangan itu terjadi, Le Pen menegaskan bahwa aksi terorisme terhadap Perancis belum berhenti dan tak kenal ampun. Ia menyebut pemerintahan sosialis yang masa kepemimpinannya akan segera berakhir, beserta penerus sayap kirinya, telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang semakin melemahkan kepentingan keamanan nasional.
Komentar juga datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Diwawancara
Associated Press pada hari Jumat kemarin, Trump berpendapat bahwa serangan tersebut "mungkin akan membantu" Le Pen karena dia adalah kandidat yang paling keras berbicara soal apa yang sedang terjadi di negeri Eiffel itu.
Trump tidak secara eksplisit mendukung Le Pen, tapi dia yakin serangan tersebut akan mempengaruhi bagaimana suara orang Perancis pada hari Minggu esok.
Penembakan di Champs Elysees pada Kamis lalu itu adalah yang terburuk sejak serangkaian serangan militan teroris di Perancis sejak tahun 2015, di mana lebih dari 200 orang telah terbunuh.
Tahun lalu, serangan truk menabrak kerumunan Hari Bastille di Nice dan menewaskan lebih dari 80 orang. November 2015, serangan terkoordinasi berlangsung di ruang konser Bataclan dan tempat-tempat lain di Paris, yang menewaskan sekitar 130 orang. Belum lagi serangan-serangan lain yang lebih kecil.
Namun, beberapa serangan itu dianggap tidak berdampak luas terhadap isu-isu seputar Pilpres.
Jajak pendapat tahun ini secara konsisten menyimpulkan bahwa para calon pemilih menilai isu pengangguran dan kepercayaan terhadap politisi sebagai isu yang lebih besar.
[ald]