Berita

Nusron Wahid-Ahok-Setya Novanto/net

Politik

Mesin Politik Ahok-Djarot Kurang Militan, Mudah Terlena Dan Terlalu Percaya Diri

JUMAT, 21 APRIL 2017 | 06:45 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Proses demokrasi dalam Pilkada DKI Jakarta membuktikan bahwa warga ibu kota dan rakyat Indonesia pada umumnya sudah matang dalam berdemokrasi.

"Karena penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta berakhir damai, aman, dan kondusif. Kekhawatiran akan kerusuhan dan intimidasi terang-terangan tidak terjadi. Pasangan Ahok-Djarot dan pasangan Anies-Sandi serta pendukungnya, menunjukkan kedewasaan politik," jelas Wakil Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, Girindra Sandino, kepada wartawan.

Mengenai kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, KIPP Indonesia menyimpulkan beberapa faktor penyebab. Pertama, mesin partai politik pendukung Ahok-Djarot kurang memiliki militansi dan tidak berjalan jika dibandingkan kubu lawannya yang berhasil merebut hati pemilih warga DKI Jakarta.


"Mesin parpol pendukung Ahok-Djarot juga mudah terlena, sehingga terlalu percaya diri akan menang di putaran dua, walau survei-survei mengeluarkan hasil penelitiannya yang menyimpulkan elektabilitas dua paslon bersaing ketat," tegasnya.

Menurut dia, hal ini harus menjadi evaluasi serta koreksi dari parpol pendukung pemerintah (PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PKB, dan PPP) jika kembali mencalonkan Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden tahun 2019. Tidak tertutup kemungkinan kelemahan-kelemahan seperti dalam Pilkada Jakarta ini akan terulang di Pilpres 2019.

Girindra melanjutkan, faktor penyebab lain dari kekalahan Ahok-Djarot adalah gerakan dari sebagian bekas relawan pendukung Jokowi, baik saat Pemilihan Gubernur tahun 2012 maupun dalam Pemilihan Presiden tahun 2014, yang berbalik menjadi lawan karena merasa "ditinggalkan".

"Juga tidak tertutup kemungkinan dukungan finansial untuk operasional relawan Ahok-Djarot di bawah tidak mengalir atau tertahan di tingkat elite Tim Sukses karena para elitenya sudah yakin bakal menang," ungkapnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya