Berita

Derek Manangka

CATATAN TENGAH

"Pintu Masuk" Pecahkan Bangunan NKRI, Sudah "Dibuka" Di Papua

JUMAT, 14 APRIL 2017 | 12:14 WIB | OLEH: DEREK MANANGKA

BELAJAR dari pengalaman beberapa negara, terakhir Syria, terdapat indikasi kuat usaha untuk memecah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) semakin nyata. Bukan hoax, tidak juga cerita abal-abal ataupun sekedar menganggu kententraman.

Sebuah negara tandingan berbentuk federal, sudah didirikan oleh sejumlah pengikut Organisasi Papua Merdeka (OPM).Para pentolan pembentuk Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB), bisa jadi berbeda dengan OPM. Karena OPM mengkleim wilayah mereka seluruh kawasan Papua. Tidak hanya terbatas di Papua Barat.

OPM juga sudah membuka kantor perwakilannnya di Oxford (Inggris) dan mengumumkan personalia pemerintahannya. Baik yang berada di luar negeri maupun yang ada di Papua.

Tetapi apapun perbedaan yang ada, jelas hal ini sebuah tindakan makar.

Kalau pemerintah berani menciduk sejumlah aktivis yang dituduh makar, ingin menduduki Gedung DPR dan memaksa diselenggarakannya Sidang Istimewa MPR untuk melengserkan pemerintahan yang sah, mestinya hal serupa juga dilakukan di Papua.

Jangan karena Papua Barat letaknya jauh dari Jakarta atau mungkin letupan itu hanya sebuah bunyi petasan, lantas otoritas di Jakarta diam saja.

Diamnya penegak hukum, bisa diartikan bahwa pemerintah yang ada saat ini menerapkan kebijakan tebang pilih, takut kepada pemberontak atau tidak punya cara bagaimana menaklukkan mereka, warga yang sudah menantang pemerintah.

Mengapa deklarasi negara federal Papua Barat ini disebut sebagai "pintu masuk" untuk memecah NKRI, tidak lain karena fakta sejarah. Negara-negara yang kacau atau dikacaukan oleh pihak asing selama 70 tahun terakhir, modusnya sama. Diawali dengan penyusupan celah yang kemudian menjadi sebuah "pintu masuk".

Tidak ada pemberontak atau pemberontakan di sebuah negara yang terjadi tanpa dukungan asing. Kita belum tahu, negara asing mana yang memanfaatkan pintu yang sudah terbuka tersebut. Yang pasti kalau asing sudah masuk ke Papua dengan peralata perang, persoalannya menjadi rumit.

Nah sebelum rumit sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan.

Pemerintah wajib menangkap dang memrposes secara hukum para deklarator pembentukan negara di dalam negara ini. Rakyat di Papua Barat dan Papua secara keseluruhan, yang masih ingin bersama dengan NKRI, juga pasti sedang menunggu sikap Jakarta.

Namun jika Jakarta, tidak berbuat apa-apa inipun akan menciptakan kebingungan tersendiri. Dan jangan lagi berharap semua program pembangunan pemerintah pusat di Papua Barat maupun Papua sebagai Provinsi paling Timur di Indonesia, memperoleh dukungan penuh dari rakyat setempat.

Jika betul jargon politik selama ini yang menyebut NKRI Harga Mati, Presiden Joko Widodo dan aparatur pendukungnya harus membuktikannya. Mereka, semua pihak yang punya tagung jawab bernegara, harus berani mati menegakkan benang basah NKRI yang tengah terendam di salah satu danau di bumi Papua.

Buktikan, TNI sebagai garda negara, tidak ingin kehilangan sejengkal tanahpun dari tanah Papua, yang pernah diperjuangkan dengan darah dan nyawa oleh Sukarelawan RI di tahun 1960-an. *****

Penulis adalah wartawan senior

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Tulisan 'Adili Jokowi' Curahan Ekspresi Bukan Vandalisme

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36

Prabowo Harus Mintai Pertanggungjawaban Jokowi terkait IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26

Penerapan Dominus Litis Melemahkan Polri

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03

Rontok di Pengadilan, Kuasa Hukum Hasto Sebut KPK Hanya Daur Ulang Cerita Lama

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40

Senator Daud Yordan Siap Naik Ring Lagi

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17

Penasihat Hukum Sekjen PDIP Bongkar Kesewenang-wenangan Penyidik KPK

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53

Lewat Rumah Aspirasi, Legislator PSI Kota Tangerang Ajak Warga Sampaikan Unek-Unek

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36

Ekonomi Daerah Berpotensi Merosot akibat Sri Mulyani Pangkas Dana TKD

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15

Saat yang Tepat Bagi Prabowo Fokus MBG dan Setop IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Menuju Indonesia Emas

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42

Selengkapnya