Berita

Dunia

Amerika Serikat Jatuhkan "Ibu Dari Semua Bom" Di Afghanistan

JUMAT, 14 APRIL 2017 | 07:46 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melancarkan serangan besar militer ke kawasan Timur Tengah.

Kamis malam (13/4), militer AS menjatuhkan bom non-nuklir paling kuat yang mereka miliki menargetkan kelompok Islamic State atau ISIS di Afghanistan.

Bom bernama GBU-43 itu pertama kalinya digunakan oleh militer AS.


Berjulukan "ibu dari semua bom", bom itu dijatuhkan pada pukul 19.32 waktu setempat, menurut empat pejabat militer AS yang berkaitan langsung dengan misi.

Bom dijatuhkan oleh pesawat MC-130 yang ditempatkan di Afghanistan dan dioperasikan oleh Komando Operasi Khusus Angkatan Udara. Demikian juru bicara Pentagon, Adam Stump, menjelaskan kepada CNN.

Presiden Donald Trump memuji serangan tersebut dan menyebutnya sebagai "pekerjaan yang sukses" .

"Kami sangat bangga pada militer kami, ini misi yang sangat sukses," ujar Trump kepada wartawan, di Gedung Putih.

Para pejabat mengatakan target bom itu adalah gua dan terowongan di komplek ISIS di distrik Achin provinsi Nangarhar, daerah terpencil di timur negara itu yang berbatasan dengan Pakistan.

"Amerika Serikat memerangi ISIS dengan sangat serius dan untuk mengalahkan kelompok itu, kita tidak boleh memberi ruang. Itu yang kami lakukan," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer.

Duta Besar Afghanistan untuk AS, Hamdullah Mohib, mengatakan kepada CNN, bom dijatuhkan setelah pertempuran intensif selama seminggu terakhir antara Pasukan Khusus AS bersama pasukan Afghanistan melawan ISIS.

"Pasukan AS dan Afghanistan tidak dapat bergerak lebih jauh karena ISIS telah mengepung daerah kekuasaannya dengan bahan peledak, sehingga bom dijatuhkan untuk membersihkan terowongan," kata Mohib.

Trump sendiri tidak mau terang-terangan mengakui dirinya yang memberi perintah atau persetujuan terhadap serangan bom tersebut.

"Semua orang tahu persis apa yang terjadi. Jadi, apa yang saya lakukan adalah saya mengotorisasi militer kita," ujarnya kepada wartawan.

Seorang pejabat senior pemerintah menolak untuk membuka sejauh mana keterlibatan Presiden dalam memerintahkan serangan di Afghanistan.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa secara umum militer AS tidak menyetujui setiap serangan. Namun, ia menyebut pemerintahan Trump telah bergerak "lebih jauh". [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya