Kondisi lapas di Indonesia yang sudah melebihi kapasitas membuat jajaran Komisi III DPR geram terhadap pemerintah. Sampai-sampai, politisi PDIP Junimart Girsang menitip pesan buat Presiden Jokowi melalui Menkumham Yasonna Laoly. Isi pesannya, Presiden diminta tidak melulu ngemall, tapi juga kunjungi lapas.
"Tolong Pak Menteri mengimbau Pak Presiden dan menteri keuangan itu kunker lah sekali-kali ke lapas sana, biar mereka juga tahu, lihat," ujar Junimart saat rapat kerja Komisi III dengan Menkumham Yasonna Laoly di Kompleks Parlemen, Senayan, kemarin.
Sindiran itu disampaikan Junimart agar pemerintah lebih peka melihat kondisi banyaknya lapas di Tanah Air yang sudah melebihi kapasitas. Junimart menilai, selama ini pembangunan lapas belum menjadi prioritas pemerintah. "Jadi jangan ke pasar, mall. Ke rutan lah, sana. Presiden, menkeu juga. Supaya juga hatinya bisa kembali hidup. Biar beliau juga lihat beginilah situasinya," katanya.
Meski berasal dari partai pendukung pemerintah, sepertinya Junimart percaya diri ngomong agak galak begitu lantaran sudah lebih dahulu blusukan ke sejumlah lapas. Salah satunya, Lapas Jambi yang sempat terjadi kericuhan, Maret lalu. Seorang napi tewas dalam peristiwa tersebut, sementara bangunan lapas yang sempat dikuasai penuh narapidana hangus terbakar.
Menurut Junimart, kericuhan terjadi salah satunya disebabkan kondisi Lapas yang tidak manusiawi. Dia sudah tidak heran insiden di Lapas Jambi bakal terjadi saat melihat kondisi lapas sebesar 2x3 meter diisi oleh 47 warga binaan. "Saya tanyakan bagaimana cara tidur, mereka mengatakan tidur sambil berdiri," ucapnya.
Menurutnya, masalah ini terjadi karena buruknya koordinasi Kemenkum HAM dengan lembaga terkait. Dia menyayangkan dengan kebijakan lapas yang menempatkan para narapidana dengan hukuman pidana berbeda dalam satu tempat.
"Contoh perkara narkoba di bawah 0,2 gram tetap masuk. Mestinya Kemenkum HAM bangun koordinasi dengan lembaga terkait. Ini sangat perlu, tidak boleh Kemenkum HAM diam saja menerima," pungkasnya.
Usai dicecar, Yasonna menjawab santai. Dia tidak menjawab sindiran legislator soal kunjungan kerja pemerintah ke lapas. Dia mengamini soal horor kelebihan kapasitas lapas. Banyaknya napi yang menghuni lapas rawan terjadi gesekan pemicu kericuhan.
"Ini mengerikan. Dalam dua bulan bertambah sekitar 10 ribu, itu nett. Pak Junimart bisa prediksi di Jambi meledak. Urusan kamar mandi saja menjadi masalah. Untuk tidak ribut dan rusuh itu prestasi. Apalagi mengawasi tamu 1.000 orang per hari itu sulit," katanya. ***