Berita

Anies Baswedan-Sandiaga Undo/net

Politik

Tim Anies-Sandi Tidak Serius Bantah Isu Jakarta Bersyariah

SABTU, 08 APRIL 2017 | 10:55 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Isu kontrak politik Calon Gubernur, Anies Baswedan, tentang penerapan syariah di Jakarta sempat heboh belakangan ini.

Sebagian kalangan mencemaskan kohesi sosial bila kontrak politik itu benar. Penerapan syariah bukan saja akan menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat, tetapi juga ancaman nyata bagi demokrasi di Tanah Air.

Pengamat politik senior, Arbi Sanit, menegaskan bahwa upaya klarifikasi secara verbal dari kelompok Anies Baswedan-Sandiaga Uno tidak cukup meyakinkan. Malah ia menilai bantahan itu sebagai upaya mengelak yang tidak serius.


Menurut dia, bila benar isu Jakarta Bersyariah adalah untuk memfitnah pasangan Anies-Sandi, maka pasangan itu berkepentingan untuk mengadu ke Bawaslu dan Kepolisian.

"Tak menyakinkan anggapan sebagai kampanye hitam, karena itu hanya pernyataan verbal. Cara itu adalah 'ngeles', bukan bantahan serius, tidak setara dengan substansi isu Pemda Bersyariah sebagai bagian dari NKRI," jelas Arbi Sanit dalam keterangan persnya.

Sebelumnya, Wasekjen DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, menepis kabar kontrak politik tersebut. Baginya, tidak ada kontrak politik terkait syariah di Jakarta. Bahkan, spanduk yang bertebaran terkait hal tersebut sudah dicopot.

"Anies kedepankan Pancasila dan keberagaman beragama. Itu fitnah," tegas Andre.

Kalaupun Anies-Sandi melakukan pertemuan dengan Front Pembela Islam (FPI), baginya hal itu biasa. Bahkan, diakui Andre, Anies-Sandi juga bertemu dengan pemuka dari agama lainnya.

Isu kontrak politik yang kontroversial itu berisi blue print Jakarta Bersyariah. Isu ini marak di media sosial. Kontrak politik itu dikabarkan berisi aturan-aturan, misalnya, seragam PNS Jakarta yang wajib diganti dengan yang lebih syar’i. Pekerja ojek mangkal dan online dilarang membawa penumpang yang bukan muhrim tanpa ada batas pemisah (hijab). Seluruh pentas seni sekolah (pensi) dilarang karena menimbulkan maksiat, mabuk-mabukan dan maksiat zina mata dan terjadi percampuran pria dan wanita di satu tempat. Di samping itu, perempuan harus pulang ke rumah sebelum matahari tenggelam.

Tim Advokasi Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mengungkapkan, pihaknya tidak akan membuat laporan tertulis soal dugaan kampanye hitam spanduk "Jakarta Bersyariah".

Tim Anies-Sandi hanya meminta Ketua Bawaslu DKI Jakarta berkoordinasi dengan Satpol PP menurunkan spanduk yang dianggap provokatif itu. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya