Berita

Miryam S Haryani/Net

Hukum

Penyidik KPK: Enam Anggota DPR Ancam Miryam S Haryani

KAMIS, 30 MARET 2017 | 13:55 WIB | LAPORAN:

Penyidik KPK Novel Baswedan membeberkan adanya tekanan yang dilakukan oknum anggota DPR terhadap rekannya anggota DPR Miryam S Haryani untuk tidak mengungkapkan fakta terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP saat bersaksi di KPK.

Hal tersebut diketahui Novel saat Miryam diperiksa penyidik KPK beberapa waktu lalu. Miryam saat ini masih menjabat sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura.

Awalnya, mantan anggota Komisi II DPR itu lancar bercerita saat pemeriksaan soal kasus e-KTP yang diketahuinya. Namun di tengah jalannya proses pemeriksaan sebagai saksi, Miryam mengaku diancam sejumlah koleganya di Komisi III DPR. Hal itu diceritakan Miryam di hadapan penyidik KPK Novel.


Saat itu, lanjut Novel, penyidik senior Ambarita Damanik kemudian datang ke ruangan pemeriksaan Miryam. Novel menjelaskan, kedatangan Damanik itu sebagai penyidik senior untuk mendengarkan kesaksian Miryam yang merasa diancam.

"Waktu itu Pak Damanik datang sebentar Bu Miryam bercerita ada ancaman kepada dirinya," ujar Novel saat bersaksi di Persidangan e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (30/3).

Ketua Majelis Hakim John Halasan Butarbutar lantas menanyakan siapa yang dimaksud pihak yang mengancam Miryam.

Novel menjelaskan, Miryam bercerita sebulan sebelum dipanggil, dia sudah tahu dari beberapa rekannya bahwa akan ada pemanggilan.

"Dia disuruh beberapa orang (rekannya) di Komisi III untuk tidak mengakui fakta menerima uang dan bagi-bagi uang," ujar Novel.

Jaksa Irene Putrie lantas mendalami siapa saja yang mengancam Miryam.

Novel kembali menjelaskan, berdasarkan pengakuan Miryam saat itu ada enam orang anggota DPR yang mengancamnya.

"Ada enam, pertama Bambang Soesatyo, Aziz Syamsudin, Desmond J Mahesa, Masinton Pasaribu, Sarifuddin Sudding. Dan satu lagi saya lupa namanya," ungkap Novel. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya