Berita

Nasaruddin Umar/Net

Mempersiapkan Khaira Ummah (37)

Meredam Ego Spiritual

JUMAT, 24 MARET 2017 | 10:21 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

DALAM kitab Ihya' 'Ulum al- Din, karya master pice Imam Al-Gazali disebutkan sebuah riwayat menarik untuk kita simak dalam upaya mem­promosikan kahira ummah. Ada seorang perempuan nakal datang menghampiri seorang arif. Ia bermaksud meminta nasehat bagaima­na meninggalkan dunia hitam yang selama ini degelutinya. Ia juga akan menanyakan masih adakah harapan Tuhan memaafkan dan men­erima tobatnya setelah malang melintang hidupnya di tengah lumpur dosa. Namun orang arif dan sekaligus ahli ibadah itu menolak den­gan tegas, karena jangan sampai kehadirannya mencemari majlis yang selama ini dibinanya. Mendengarkan cerita ini maka Nabi menangga­pai bahwa orang yang mengklaim dirinya orang arif itu adalah penghuni neraka dan perempuan nakal yang karena ketulusannya ingin bertau­bat adalah penghuni syurga, subhanallah.

Sang arif tadi sepertinya memang tidak se­jalan dengan perinsip Q.S. al-Ma'un, yang intinya menjelaskan kriteria kualitas keberagamaan ses­eorang tidak diukur dari banyaknya ibadah mahd­hah yang dilakukan tetapi juga ibadah sosial, sep­erti memperhatikan nasib fakir miskin dan anak yatim piatu. Bahkan dalam surah itu juga dinya­takan celakalah bagi orang shalat yang shalatnya tidak membawa dampak sosial kemasyarakatan. Aktivitas ibadah dan spiritual yang dilakukan tanpa mempedulikan lingkungan masyarakat di mana ia berada malah dikhawatirkan terjebak dengan apa yang disebut dengan ego spiritual.

Ego tidak semata-mata bisa diukur berdasar­kan ukuran-ukuran fisik, seperti keinginan kuat untuk memiliki jabatan kekayaan fisik lainnya, tetapi juga dalam bidang spiritual. Seringka­li seseorang terlihat low profile, tetapi secara spiritual menyimpan sesuatu yang tercela di mata Tuhan. Ego spiritual terjadi ketika orang-orang yang terlalu mengedepankan hubun­gan vertikalnya dengan Tuhan tanpa mau tahu lingkungan masyarakat sekitarnya. Bahkan ia cenderung menghindarinya karena seolah-olah dirinya sudah tidak selevel dengan mereka. Ia mengklaim dirinya sebagai orang-orang kelas atas dalam dunia spiritual. Ia memilih-milih sa­habat dan menghindari orang-orang yang justru memerlukan perhatian dan kasih sayang serta bimbingan. Jika orang-orang ini dijauhi lantas mereka semakin jauh dari Tuhan, sementara kita dengan asyiknya beribadah sendirian tan­pa kehadiran mereka yang boleh jadi menyita waktu, tenaga, pikiran, dan materi, maka kita termasuk kategori ego spiritual.


Keberadaan ego spiritual tak ada ubahnya dengan ego duniawi yang lebih menekankan ego individualitas. Orang-orang seperti inilah yang disebut di dalam Al-Qur'an tidak memi­liki bekas-bekas sujud (atsar al-sujud). Bekas sujud dalam Al-Qur'an bukan dengan sen­gaja menghitamkan dahi di atas kening sep­erti dilakukan segelintir orang yang memaha­mi secara tekstual ayat tadi. Atsar sujud ialah komitmen sosial yang tinggi dimiliki seseorang sebagai bagian dari penghayatan nilai-nilai aja­ran agama yang dianutnya.

Di antara ego spiritual ialah menikmati pujian orang-orang yang mengaguminya lantaran ban­yaknya ibadah yang dilakukan. Mungkin ia melak­sanakan puasa Senin-Kamis, shalat-shalat rawat­ib tidak ada yang ditinggalkan, dan zikirnya jalan terus, lalu dengan enteng memandang enteng orang lain yang tidak seperti dengannya. Amal-amal kebajikannya lebih banyak digunakan untuk mengaktualisasikan diri sehingga orang takjub dan menikmati pujian-pujian mereka. Hanya karena keterampilannya menggunakan topeng-topeng kepalsuan maka ia tidak dipermalukan orang lain. Jika tidak ada yang memujinya, mis­alnya dengan mencium tangan atau berbagai macam bentuk kultus lainnya, maka seharian itu kehilangan semangat. Semakin banyak yang me­mujinya semakin mabuk dengan pujian itu lantas rekayasa dilakukan sedemikian rupa agar orang lain memujinya. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya