Berita

Net

Hukum

KPK Dalami Nama-nama Dari Dokumen Penerima Suap Handang Soekarno

SELASA, 21 MARET 2017 | 17:38 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menutup mata atas sejumlah fakta dalam persidangan lanjutan kasus dugaan suap terhadap pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan terkait penghapusan pajak PT EK Prima Ekspor Indonesia.

Menurut Juru Bicara KPK Febri Diansyah, pihaknya bakal mendalami fakta persidangan terkait dugaan masalah laporan wajib pajak Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang muncul di persidangan. Selain keduanya, dugaan masalah laporan pajak artis dan penyanyi Syahrini juga tak luput dari oenelusuran penyidik.

"Tentu kami dalami info yang ada, baik dalam penyidikan atau persidangan. Fokus KPK saat ini masih dua orang, RNN (Ramapaniker Rajamohanan Nair) yang sudah disidang dan HS (Handang Soekarno) yang masih dalam proses penyidikan," jelasnya di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (21/3).


Febri menilai bahwa tidak menutup kemungkinan pihaknya menggelar pengembangan kasus suap pejabat Ditjen Pajak. Namun, saat ini penyidik masih fokus pada kasus yang menjerat Handang dan Rajamohanan hingga selesai disidangkan.

"Tidak tertutup kemungkinan kemudian kami pelajari pihak lain yang diduga jadi bagian rangkaian kasus ini," ujarnya.

Diketahui, dalam sidang kasus suap penghapusan pajak PT EK Prima Ekspor Indonesia yang digelar Pengadilan Tipikor Jakarta kemarin (Senin, 20/3) muncul nama Syahrini, Wakil Ketua DPR Fah‎ri Hamzah, Fadli Zon, serta pengacara Egi Sudjana yang diduga memiliki masalah pajak.

Nama-nama itu muncul saat jaksa KPK membeberkan bukti dokumen yang disita dan hasil sadapan aplikasi WhatsApp milik mantan kasubdit Bukti Permulaan Pajak Direktorat Penegak Hukum Ditjen Pajak Handang Soekarno.

Di persidangan, Handang menjelaskan bahwa selaku kasubdit Bukti Permulaan Pajak Direktorat Penegak Hukum dirinya banyak mendapatkan data wajib pajak yang diduga bermasalah dari kantor wilayah seluruh Indonesia. Setelah itu, dia melaporkan lagi kepada Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya