Berita

Sandiaga Uno/Net

Hukum

Kasus Lama Sandi Diusut, Humas PMJ: Pas Kebetulan Saja (Pilkada)

MINGGU, 19 MARET 2017 | 11:36 WIB | LAPORAN:

Pihak Polda Metro Jaya menepis anggapan adanya muatan politisi dalam pengusutan dua kasus lama yang melibatkan cawagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

"Pas kebetulan saja. Itu persepsi masyarakat. Silakan saja," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya (PMJ), Komisaris Besar Argo Yuwono kepada wartawan, Minggu (19/3).

Lalu, apa yang menjadi pertimbangan Polri membuka kembali kasus tahun 2012 dan 2013 itu? Menurut Argo, pihaknya hanya menindaklanjuti laporan warga terkait kasus yang berindikasi pidana.


"Polisi bekerja berdasarkan laporan dari masyarakat dan harus ditindaklanjuti. Ada laporan, ya kita periksa," terangnya.

Argo juga mengatakan, jika kasus tersebut sesuai dengan rumusan pasal-pasal di Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) maupun tindak pidana. Regulasinya, tetap mengacu pada UU yang menggunakan istilah "barang siapa" (bestitelen).

Istilah itu, penting dalam melihat kesalahan dan pertanggungjawaban pidana. Artinya, merlukan kajian yang cukup serius dalam asas kesalahan dan pertanggungjawaban pidana dalam upaya pembuktian.

"Nggak (ada unsur politis) lah. Kan di dalam UU disebutkan, 'barang siapa'. Kita profesional saja," paparnya.

Seperti diketahui, Sandiaga Uno dan rekan bisnisnya, Andreas Tjahjadi dilaporkan ke polisi terkait dugaan penggelapan penjualan sebidang tanah milik pengusaha Djoni Hidayat, Kamis (8/3) lalu.

Kasus yang dilaporkan oleh Fransiska Kumalawati Susilo itu, diketahui, terjadi pada 2012 lalu.

Selain itu, Sandiaga juga terseret kasus dugaan pencemaran nama baik seorang perempuan bernama Dini Indrawati Septiani, tahun 2013 lalu.

Saat itu, Dini dan temannya yang menjadi terlapor, terlibat percekcokan mulut yang menyeret nama Sandiaga. Keduanya tergabung dalam komunitas Jakarta Berlari yang digagas oleh Sandiaga.

Laporan ini meninggalkan tanda tanya banyak kalangan karena bersamaan Sandiaga tengah bersiap menghadapi putaran kedua Pilkada Jakarta 19 April nanti.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya