Berita

Taruna militer Taiwan/net

Dunia

AS Siapkan Paket Senjata Yang Lebih Besar Untuk Taiwan

Memancing Kemarahan China
SABTU, 18 MARET 2017 | 07:58 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump menyiapkan paket senjata yang lebih besar untuk Taiwan.

Paket itu mencakup sistem roket canggih dan rudal anti-kapal. Dengan begitu, Taiwan akan memiliki kekuatan militer yang ideal untuk menghadapi ancaman agresi China.

Paket senjata yang baru secara signifikan lebih besar dari yang pernah ditawarkan pemerintahan Presiden Obama. Demikian informasi yang dilansir Reuters.


Informasi ini diungkapkan pejabat AS yang identitasnya dirahasiakan, mengingat penawaran paket senjata itu belum diumumkan secara resmi.

"Ada keinginan politik untuk melakukan penjualan besar," ungkap pejabat itu.

Sumber tersebut menambahkan bahwa pembahasan internal dimulai dengan komitmen yang jauh lebih kuat, jauh lebih signifikan daripada yang dilakukan dengan pemerintahan Obama di masa lalu.

Pemerintahan Donald Trump disebut sangat bersemangat untuk melanjutkan penjualan senjata ke Taiwan. Namun, Gedung Putih akan butuh waktu cukup lama untuk mengatasi hambatan, termasuk kekhawatiran bahwa Beijing akan sangat marah atas langkah tersebut. Di sisi lain, AS juga masih memiliki prioritas kerjasama dengan China untuk "mengekang" Korea Utara.

Yang menarik, kabar ini tersiar saat Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, akan mengunjungi China pada Sabtu ini. Misi Tillerson adalah mendapatkan dukungan lebih kuat dari China untuk mengisolir Korea Utara, dan memantapkan rencana pertemuan pertama antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang diperkirakan berlangsung bulan depan.

Pada bulan Desember 2016, pemerintahan Presiden Barack Obama menghentikan kesepakatan transaksi senjata bernilai US$ 1 miliar dengan Taiwan. Ned Harga, jurubicara Dewan Keamanan Nasional di bawah Obama, mengatakan, pemerintahan Obama menunda paket "yang relatif sederhana" untuk Taiwan dan akan membiarkan pemerintahan baru untuk membuat keputusan.

Sumber di internal kabinet Trump mengatakan bahwa penawaran baru yang sedang dipertimbangkan akan berada di atas angka US$ 1 miliar.

Dengan paket senjata dari AS, kemampuan militer Taiwan diperkirakan akan meningkat signifikan. Dengan sistem canggih peluncuran roket, rudal anti-kapal dan teknologi lainnya, memungkinkan militer Taiwan untuk membela diri melawan kekuatan China yang jauh lebih besar.

AS sendiri mengakui Taiwan merupakan bagian dari satu China pada tahun 1979. Hubungan diplomatik dengan China sempat memanas ketika Trump menerima panggilan telepon ucapan selamat dari Taiwan Presiden Tsai Ing-wen pada bulan Desember lalu usai ia memenangkan pemilihan presiden.

Bahkan, Trump sempat membuka kemungkinan Washington akan menanggalkan pengakuan bahwa Taiwan bagian dari China. Namun, setelah resmi berkantor di Gedung Putih, Trump menegaskan kembali komitmen AS terhadap kebijakan "satu China". [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya