Berita

Ilustrasi/net

Politik

PILKADA JAKARTA

Kesemrawutan Putaran Pertama Bukti Karut-marut KPU Jakarta

SELASA, 14 MARET 2017 | 15:22 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta harus melakukan reformasi total manajemen penyelenggaraan Pilkada. Hal ini perlu agar putaran dua yang akan berlangsung pada 19 April tidak lagi "jorok" seperti putaran pertama.

"Saya kira, KPU DKI Jakarta harus melakukan pembenahan organisasi agar penyelenggaraan Pilgub ini berjalan transparan serta jujur dan adil sesuai harapan masyarakat," ujar praktisi hukum, Thomas Edison Rihimone, dalam keterangan persnya, Selasa (14/3).

Dia menyebut putaran pertama Pilkada Jakarta luar biasa "jorok" karena tidak mengakomodir kepentingan pemilih. Indikasinya, banyak hak pemilih diabaikan bahkan dipersulit oleh penyelenggara pemilu. Perbaikan kualitas penyelenggara pun sangat penting menyusul banyak ketimpangan yang terjadi pada putaran pertama.


"Saya tidak mencurigai siapapun. Tetapi, saya berharap KPU sebagai penyelenggara harus fair dan transparan. Dia tidak boleh berpihak kepada paslon tertentu. Apalagi, KPU sebagai penyelenggara sekaligus wasit yang adil bagi paslon dan pemilih," imbuhnya.

Menurut dia, apa yang terjadi di putaran pertama mencerminkan karut-marut organisasi KPU DKI Jakarta. Kalau KPU DKI bekerja sesuai dengan ketentuan UU maka kesemrawutan putaran pertama tidak akan terjadi. Prinsipnya, tegas Edison, KPU tidak boleh berafiliasi dengan paslon tertentu.

"Mereka harus netral. Kalau tidak netral maka akibatnya terjadi pergolakan, perlawanan dan protes dari pemilih yang merasa hak pilihnya dikebiri oleh penyelenggara," tuturnya.

Edison melihat upaya sistematis yang dilakukan oleh oknum penyelenggara pemilu yang menguntungkan cagub tertentu. Semestinya, kata dia, KPU Pusat turun tangan kala terjadi kekisruhan yang terjadi di sejumlah TPS.

"Tidak justru membiarkan kekisruhan ini hingga terjadi intimidasi terhadap pemilih," terang Edison. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya