Berita

Khotibul Umam Wiranu/Net

Hukum

Khotibul Umam: Saya Bantah Terima Duit Kasus E-KTP, Jahat Banget Yang Bikin Skenario

JUMAT, 10 MARET 2017 | 14:43 WIB | LAPORAN:

Mantan anggota Komisi II DPR, Khatibul Umam Wiranu membantah keras telah menerima fee proyek pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Nama politisi Partai Demokrat itu muncul dalam dakwaan yang dibacakan jaksa penuntut umum KPK di sidang perdana kasus e-KTP, kemarin.

"Saya Khatibul Umam Wiranu membantah menerima uang USD 400 ribu dari proyek pengadaan e-KTP," tegasnya, Jumat (10/3).


Menurut dia, semasa menjadi anggota Komisi II DPR periode 2009-2014 lalu, dirinya termasuk yang getol menolak besaran anggaran e-KTP sebesar Rp 5,9 triliun serta anggaran tambahannya.
Meski akhirnya ia setuju dengan gagasan Single Identity number (SIN) dalam bentuk e-KTP sebagai program pemerintah saat itu.

"Dan saya tidak pernah mau menandatangani dokumen persetujuan Komisi II. Lalu pada tahun 2012 itu saya dipindah tugas ke Komisi III. Dan pada akhir tahun 2013 saya ditugaskan sebagai wakil ketua Komisi II akhir 2013 saat project e-KTP sudah selesai," paparnya.

Ia mengaku kaget namanya ikut muncul dalam dakwaan kasus e-KTP terhadap dua mantan pejabat eselon II Kementerian Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto.

"Marwah martabat saya keluarga teman dirusak. Jahat banget yang bikin skenario, cerita dalam BAP dan dakwaan saya haqqul yakin tidak pernah terima uang dari proyek E-KTP. Saya lagi cari tahu siapa yang menggunakan nama saya dan disangkutpautkan dengan soal suap e-KTP," ujarnya.

Diakuinya memang pernah dimintai keterangan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penyidik ketika itu menanyakan alasan dirinya tidak mau menandatangani persetujuan anggaran proyek e-KTP.  Ia pun menjawab karena ada yang janggl pada harga-harga di beberapa titik.  

"Sehingga saya meragukan ini bisa diaudit secara benar. Kasus ini telah masuk ranah hukum, saya berharap hukum dapat bekerja secara transparan dan akuntabel. Saya yakin ada pihak tertentu yang menggunakan nama saya untuk kepentingannya. Terkait hal tersebut, saya sedang mencari tahu, siapa yang melakukan ini," pungkasnya.[wid]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya